Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Tinjau Venue Paralayang, Menpora Respons Cepat Keluhan Atlet

Pelatih Paralayang, Gendon Subandono, mengatakan bahwa atlet paralayang perlu perhatian dalam segi kesehatan.

Penulis: Reynas Abdila
zoom-in Tinjau Venue Paralayang, Menpora Respons Cepat Keluhan Atlet
Tribunnews/Reynas Abdila
Menpora Imam Nahrawi berkunjung ke venue Paralayang di Bukit Pasir Sumbul, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Kamis (26/7/2018) petang. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi melakukan kunjungan kerja ke venue Paralayang di Bukit Pasir Sumbul, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Kamis (26/7/2018) petang.

Begitu tiba, Menpora yang naik bus bersama awak media usai membuka Diklat Paskibraka Nasional 2018 di Cibubur langsung disambut pelatih Timnas Paralayang Gendon Subandono dan atletnya.

Imam membuka diskusi dengan jajaran Timnas Paralayang termasuk sang pelatih.

Suasana tampak cair saat diskusi melingkar berlangsung, sang pelatih pun menyebut persiapan berjalan lancar.

Menpora sempat bertanya beberapa hal kepada para atlet yakni tentang kesiapan serta kelengkapan menghadapi Asian Games mendatang.

Selain itu, para atlet juga sempat mengeluarkan keluhannya yakni tentang jaminan kesehatan karena cabang olahraga paralayang dinilai cukup berbahaya.

Sejumlah atlet juga terdengar mengeluarkan keluhannya terkait pemeriksaan di suatu tempat layanan kesehatan yang mengecewakan.

Berita Rekomendasi

Tak lama, Menpora mengangkat ponsel dan menghubungi tempat pelayanan kesehatan tersebut.

"Ya itu cara saya menyelesaikan soal-soal secara cepat, tadi ada keluhan hasil MRI selama ini belum dibaca oleh dokter, makanya saya minta tadi maksimal jam 9 besok pagi atau malam ini harus segera ada laporan, harus ada tindak lanjut," kata Imam.

Ia menjelaskan bahwa cedera yang dialami atlet tidak boleh dibiarkan dan tentu tidak hanya mengandalkan petugas kesehatan atlet.

Pelatih Paralayang, Gendon Subandono, mengatakan bahwa atlet paralayang perlu perhatian dalam segi kesehatan karena olahraga ini cukup berisiko tinggi.

"Kami hanya menyampaikan bahwa olahraga Paralayang itu olahraga yang beresiko sehingga perlu ada dukungan dari sisi mungkin asuransi, kalau ada sesuatu, kita bisa ditangani secara cepat," kata Bendon.

"Dukungan itu yang kita perlukan, agar kita semua atlet punya confident untuk melakukan optimalisasi dari tugas nanti yang dipersiapkan," tambahnya.

Satu di antara atlet andalan Paralayang di nomor akurasi, Lis Andriana mengaku siap mempersembahkan emas pertama bagi Indonesia.

Cabang olahraga ekstrem Paralayang kali pertama di pertandingkan di Asian Games 2018.

"Saya pikir semuanya sudah kami persiapkan masak-masak. Peralatan (baru yang didatangkan dari Austria) sudah mulai kami kuasai namun memang masih perlu latihan rutin," kata wanita juara dunia tiga kali itu.

Para Pilot paralayang Indonesia telah beberpa kali juara dalam beberapa ajang yang pernah diikuti, seperti meraih Prestasi Juara 1 Paralayang Trip of Indonesia Tahun 2017.

Kemudian, Juara 1 Paragliding Accuracy World Cup 2018 seri Kazakhstan Tahun 2018.

Peringkat ke-5 dunia versi World Air Sports Federation per Juli 2018.

Lalu, Peringkat ke-2 Paragliding Accuracy World Cup Tour 2018 per Juli 2018.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas