Beasiswa Bulutangkis 2018: Persaingan Ketat Akan Tersaji di Audisi Umum Kudus
Rangkaian Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 kembali ke kota Kudus, Jawa Tengah, setelah sebelumnya proses pencarian bibit pebulutangkis
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Rangkaian Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 kembali ke kota Kudus, Jawa Tengah, setelah sebelumnya proses pencarian bibit-bibit pebulutangkis bertalenta ini digelar di tujuh kota, yakni Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Surabaya, Purwokerto, Solo, dan Cirebon.
Di Kudus, rangkaian seleksi akan dipusatkan di GOR Jati yang juga merupakan markas PB Djarum, selama tiga hari mulai dari Selasa, 4 September hingga Kamis, 6 September 2018.
Seperti tradisi di tahun-tahun sebelumnya, Kudus menjadi kota terakhir pada rangkaian Audisi Umum. Para pebulutangkis muda yang belum berhasil di sejumlah kota audisi sebelumnya, bisa kembali mendaftarkan diri demi menjaga peluang mendapatkan Djarum Beasiswa Bulutangkis dan bergabung dengan PB Djarum.
Alhasil, jumlah peserta yang mendaftar di Audisi Umum Kudus selalu tinggi.
Pada tahun 2016 ketika Audisi Umum memakai format kategori usia U-13 dan U-15, jumlah pebulutangkis muda yang menjalani seleksi di Kudus sebanyak 883 orang.
Tahun berikutnya, di mana Audisi Umum berubah kategori usia menjadi U-11 dan U-13, peserta Audisi Umum Kudus tetap tinggi yaitu berjumlah 704 pebulutangkis cilik.
Sementara di tahun ini, Audisi Umum memakai format tiga kategori usia yaitu U-11, U-13 dan U-15, jumlah peserta yang mendaftar telah mencapai 1030 orang (data pukul 17:00 WIB). Angka ini akan terus bertambah mengingat pendaftaran tetap dibuka hingga Senin (3/9) malam.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan animo peserta yang tinggi di Audisi Umum Kudus ini merupakan bukti nyata bahwa bulutangkis merupakan olahraga yang semakin dicintai oleh masyarakat.
Terlebih, selama ini Kudus dikenal sebagai "lumbung" penghasil pebulutangkis kelas dunia seperti Liem Swie King (juara All England 1978, 1979, dan 1981) atau trio kakak beradik Hastomo Arbi, Eddy Hartono, serta Hariyanto Arbi si pemilik julukan "Smash 100 Watt".
Sudah banyak alumni PB Djarum yang tampil di panggung dunia dan mengukir prestasi. Sebut saja Christian Hadinata, Alan Budikusuma, Ardy B Wiranata, Ivana Lie, Minarti Timur, Sigit Budiarto, Yuni Kartika, Liliyana Natsir, Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, Debby Susanto, Praveen Jordan, hingga Kevin Sanjaya Sukamuljo.
"Antuasisme yang tinggi dari masyarakat ini merupakan gairah besar yang harus diakomodir dan dibina sehingga bisa menghasilkan generasi baru dari Liem Swie King dan juga Hariyanto Arbi. Saya optimis bisa menemukan bibit berkualitas pada Audisi Umum Kudus yang nantinya akan diasah di PB Djarum," ujar Yoppy bersemangat, dalam jumpa pers di GOR Jati, Kudus, Senin (3/9).
"Kami ingin anak-anak yang belum berhasil di Audisi Umum di kota-kota sebelum Kudus ini, untuk tetap memiliki semangat berlatih dan daya juang menjadi juara. Mereka tetap punya kesempatan yang sama untuk masuk ke PB Djarum," Yoppy.
Guna mendapatkan bibit atlet-atlet dengan potensi terbaik yang nantinya menjadi penerus nama-nama besar tersebut, PB Djarum menerjunkan Tim Pencari Bakatyang dipimpin Christian Hadinata bersama sejumlah legenda bulutangkis Indonesia dan pelatih PB Djarum, yakni Tan Joe Hok, Liem Swie King, Fung Permadi, Basri Yusuf, Antonius Budi Ariantho, Alan Budikusuma, Denny Kantono, Hariyanto Arbi, Marleve Mainaky, Herry Iman Pierngadi, dan Sigit Budiarto.
Christian Hadinata mengungkapkan, perubahan kategori usia dalam Audisi Umum 2018 akan membuat peluang para atlet muda untuk bergabung ke PB Djarum semakin terbuka lebar.
"Perubahan kategori usia ini sejalan dengan upaya kami untuk menghasilkan generasi baru di dunia bulutangkis dengan harapan supaya semakin banyak bibit-bibit bertalenta yang bisa kami saring dan kelak kami asah di PB Djarum," ujar mantan atlet bulutangkis nasional spesialis ganda ini.
Peraih gelar juara All England di tahun 1972, 1973, dan 1979 tersebut memprediksi, persaingan di Audisi Umum Kudus bakal berlangsung ketat, mengingat Kudus merupakan kota terakhir sebelum rangkaian Audisi Umum 2018 memasuki tahap Final Audisi.
"Pastinya proses seleksi ini akan ketat dan sengit karena banyak atlet muda yang tidak lolos di kota sebelumya kemudian menyiapkan diri dan mendaftar kembali di Audisi Kudus ini. Kita akan lihat sejauh mana mereka bisa menunjukkan talenta terbaik mereka demi bergabung dengan PB Djarum," tutur Christian.
Proses penjaringan akan dimulai dengan Tahap Screening pada Selasa, 4 September 2018. Pada fase ini, tiap-tiap peserta dari kategori usianya bertanding selama sekitar 10 menit di hadapan Tim Pencari Bakat.
Mereka yang lolos Tahap Screening kemudian melaju ke Tahap Turnamen yang digelar selama dua hari, yakni Rabu, 5 September 2018 dan Kamis, 6 September 2018.
Peserta yang lolos Tahap Turnamen akan mendapatkan Super Tiket untuk melaju ke babak Final Audisi yang juga digelar di Kudus, pada 7-9 September 2018.
Super Tiket tidak hanya diberikan bagi mereka yang lolos turnamen saja, tapi juga bagi peserta yang tidak lolos turnamen namun dianggap Tim Pencari Bakat memiliki bakat yang mumpuni.
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 dapat diikuti oleh atlet putra dan putri berkewarganegaraan Indonesia dengan kategori U11 (berusia 6-10), U13 (untuk peserta dengan umur 11-12 tahun), dan U15 (untuk peserta dengan umur 13-14 tahun).
Audisi akan dilakukan dalam bentuk kompetisi dengan sistem gugur. Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui laman www.pbdjarum.org atau dengan mendaftarkan diri secara langsung sehari sebelum pelaksanaan Audisi Umum di GOR setiap kota audisi.
Peserta diwajibkan melakukan daftar ulang satu hari sebelum tahap seleksi (H-1) sesuai kota audisi pilihannya.
Jadwal Pelaksanaan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018
4-6 September Kudus GOR Djarum, Jati Kudus
7-9 September Final di Kudus GOR Djarum, Jati Kudus