Britania Raya Mendesak Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Susul Kanada dan Australia
Usai Kanda dan Australia, Kini Britania Raya Mendesak Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Selasa (24/3/2020)
Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Asosiasi Olimpiade Britania Raya atau BOA, mendesak penundaan Olimpiade Tokyo 2020.
Hal ini tidak lepas dari Pandemi Corona yang sedang meluas saat ini di seluruh dunia.
Apabila memang resmi, maka Britania Raya menjadi Negara ketiga yang mendesak Olimpiade Tokyo 2020 ditunda setelah Kanada dan Australia.
Baca: Akibat Corona, Olimpiade Tokyo 2020 Disebut Akan Ditunda hingga 2021
Baca: Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda atau Sesuai Jadwal? NOC Indonesia Tetap Dukung IOC
Asosiasi Olimpiade Britania Raya melalui Hugh Robertson menyebut, pihaknya sudah mempersiapkan berbagai skenario, tetapi hingga saat ini, Britania Raya belum menyiapkan tim.
"Dengan virus yang saat ini menyebar luas, saya tidak yakin bisa menyiapkan tim," ujar Hugh Robertson di laman Standard.
"Dan dari apa yang kami alami, ada dua kesimpulan yang bisa kami tarik,
"Pertama kami belum menyiapkan tim, fasiltas untuk menyiapkan tim saat ini sedang ditutup, tentu sulit bagi kami melakukan persiapan
"Kedua, tentu sangat tidak bijak menyelenggarakan sesuatu seperti Olimpiade ditengah situasi seperti ini,
"Maka bisa disimpulkan bahwa kami akan melakukan tindakan yang sama seperti Kanada dan Australia," tutup Robertson.
Olimpiade Tokyo 2020 dipastikan tidak akan ditunda, dan akan tetap berjalan pada Juli 2020.
Hal ini diungkapkan oleh Gubrenur Tokyo, Yuriko Koike.
Yuriko juga berharap Komite Olimpiade Internasional atau IOC, menemukan solusi lain untuk Olimpiade 2020 tanpa adanya penundaan atau pembatalan.
IOC sebelumnya sedang mempertimbangkan menunda Olimpiade akan ditunda pada 2021 di Tokyo, karena adanya Wabah Corona yang kini sedang meluas.
Saat ini Yuriko Koike sedang berdiskusi dengan Komite Olimpiade dan rencananya akan bertemu secara langsung di Jepang, bersama dengan pejabat publik, Broadcaster, Sponsor dan panitia penyelenggara.
Koke lebih lanjut menyebut, akan mencari solusi dan menemukan skenario untuk masalah ini, tetapi penundaan dan pembatalan tidak termasuk di dalamnya.
"Saya terus menyatakan tidak akan ada penundaan dari Olimpiade, dan juga memberikan perhatian terhadap kesehatan atlet, ataupun warga Tokyo, kami akan terus berusaha melawan masalah Wabah Corona ini," ujar Koike di laman Sky Sports.
"Beberapa hari lalu saya sudah berdiskusi dengan IOC dan akan mengadakan pertemuan hingga empat pekan ke depan, tetapi saya nyatakan secara tegas tidak akan ada penundaan Olimpiade, dan Saya yakin IOC memiliki pandangan yang sama," pungkas wanita berusia 67 tahun ini.
Hal berbeda diungkapka oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang mempertimbangkan menunda Olimpiade Tokyo 2020.
Hal ini tidak lepas dari adanya Pandemi Corona yang sedang meluas di Dunia saat ini.
Bahkan Komite Olimpiade atau IOC, sudah menyiapkan skenario untuk gelaran event yang akan digelar pada 24 Juli 2020.
Baca: Australia Berencana Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020, Tunggu Keputusan IOC dan Perkembangan Terkini
Hal ini tidak lepas dari kritik dan masukan sejumlah Negara seperti Inggris dan Amerika Serikat serta beberapa Negara IOC untuk penyelenggaran Olimpiade ditengah wabah.
Dikutip dari laman Sky Sports, ada kemungkinan Olimpiade ditunda, dan ini ditegaskan oleh Shinzo Abe.
Ia menyebut akan ada kemungkinan penundaan tetapi masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari wabah Corona ini.
Beberapa Negara sudah merencakan mundur dari gelaran Olimpiade, seperti Australia dan Kanada.
Komite Olimpiade Australia atau AOC, berencana mengundurkan diri dari Olimpiade Tokyo 2020.
Hal ini disebabkan kondisi Australia ditengah wabah Corona, dan melihat perkembangan dari Kanada yang menyatakan secara tegas tidak akan mengikuti Olimpiade.
Tetapi, Australia tetap menunggu keputusan IOC, sebagai Komite Olimpiade Internasional.
Chef Executive AOC, Matt Carroll menyebut, keputusan tidak menyiapkan tim untuk Olimpiade didasari oleh belum jelasnya Olimpiade Tokyo 2020 apakah berjalan atau ditunda.
"Kami harus mengambil keputusan, melihat apa yang terjadi di Negara kami dan Dunia, tetapi, kami menunggu Kebijakan dari IOC sebagai penentu keputusan final," ujar Matt di laman Sky Sports.
AOC juga memberikan pernyataan resmi terkait masalah Australia saat ini di laman website mereka.
"Atlet kami harus memprioritaskan kesehatan mereka dalam situasi yang kurang baik ini, dan semakin jelas bahwa Olimpiade nampaknya tidak akan digelar di Bulan Juli,
" Tetapi, kami masih menunggu perkembangan terbaru dan masih terbuka dalam segala kemungkinan kedepannya,
Sebelumnya, Kanada menjadi Negara pertama yang memutuskan untuk tidak mengirimkan atletnya untuk berlaga dalam ajang Olimpiade Tokyo.
Salah satu alasan utama dibalik keputusan tersebut karena pandemi Covid-19.
Apalagi pihak penyelenggara Olimpiade terus didesar untuk menunda atau membatalkan ajang bergengsi empat tahunan tersebut.
Olimpiade 2020 rencananya akan dimulai 24 Juli dimana Jepang berkesempatan menjadi tuan rumahnya.
Baca: Pejabat Jepang Sebut Pernyataan Presiden IOC terkait Penyelenggaraan Olimpiade 2020 Mulai Berubah
Kepastian Kanada menolak mengirimkan atletnya untuk berlaga dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020 tersebut disampaikan lewat akun resmi twitternya, @teamcanada.
"Komite Olimpiade Kanada (COC) dan Komite Paralimpic Kanada (CPC) yang didukung oleh komisi atlet, organisasi nasional dan pemerintah Kanada telah membuat keputusan sulit untuk tidak mengirimkan atlet ke Olimpiade dan Paralimpik di musim panas 2020," bunyi pernyataan.
"COC dan CPC mendesak Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Paralimpik Internasional (IPC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menunda Olimpiade selama setahun dan kami menawarkan mereka dukungan penuh kami dalam membantu menavigasi semua hal termasuk jadwal ulang Olimpiade," sambungnya.
Alasan kesehatan dan keselamatan menjadi faktor Kanada membuat keputusan untuk tidak mengirimkan atletnya ke Olimpiade Tokyo 2020.
"Tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan dan keselamatan atlet kami," lanjut pernyataan COC.
"Ini bukan semata-mata tentang kesahatan atlet saja sebenarnya karena ini menyangkut kesehatan masyarakat secara umum," jelasnya.
Baca: Dianggarkan 1,5 Triliun Yen, Apa Dampaknya Jika Olimpiade 2020 Jepang Ditunda?
Baca: Detik-detik Obor Olimpiade Tokyo 2020 Mendarat di Jepang dari Yunani, Gunakan Pesawat Khusus
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe juga memberikan pandangannya terkait opsi penundaan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 ditengah pandemi Covid-19.
Seperti yang telah diketahui, Covid-19 menjadi salah satu isu yang paling menggemparkan dunia dalam beberapa bulan terakhir.
Virus yang bermula dari China tersebut kini telah merambah ke berbagai bidang tak terkecuali bagi dunia olahraga.
Olimpiade Tokyo 2020 menjadi salah satu event besar yang kemungkinan akan terdampak oleh wabah virus Covid-19 tersebut.
Menanggapi situasi tersebut, Shinzo Abe selaku Perdana Menteri Jepang turut berbicara terkait kemungkinan pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020.
"Jika penyelenggaraan tersebut tidak memungkinkan, kami mungkin tidak memiliki pilihan lain selain mempertimbangkan untuk menunda pelaksanaan Olimpiade," ungkap Shinzo Abe, seperti yang dikutip dari The Star.
"Hal ini mengingat prinsip Olimpiade yang mengutamakan kesehatan atlet," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Abe juga menegaskan pembatalan Olimpiade bukanlah hal bijak.
Mengingat negaranya sudah seoptimal mungkin telah mempersiapkan segalanya demi kesuksesan Olimpiade Tokyo 2020.
Perdana Menteri Jepang tersebut juga menganggap opsi penundaan dirasa lebih bijak daripada pembatalan.
(Tribunnews/Dwi Setiawan/Gigih)