Pebulu Tangkis Muda Indonesia Diberi Porsi Latihan Khusus Demi Jaga 'Feel' Bermain
Federasi Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) memutuskan untuk tetap mewajibkan para atlet mudanya latihan di sela karantina tertutup.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) memutuskan untuk tetap mewajibkan para atlet mudanya latihan di sela karantina tertutup.
Keputusan tersebut diambil oleh PBSI agar para pebulu tangkis masa depan Indonesia mampu menjaga feel bermain serta akurasi permainan.
Selain itu, latihan tersebut juga bertujuan untuk menjaga kebugaran para atlet di tengah jeda turnamen.
Hal itu disampaikan oleh Susy Susanti selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.
"Latihan sekarang ini tetap ada, mencakup teknik dan fisik, tapi hanya untuk jaga performa, stroke akurasi saja," ujar Susy Susanti, seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu menambahkan porsi latihan yang diberikan juga berkisar 40-50 persen saja dari biasanya.
"Yang terpenting saat ini menjaga kesehatan atlet, jadi menyesuaikan dengan kondisi atlet, program sesuai arahan pelatih masing-masing sektor," ujar Susy Susanti.
Baca: PBSI Sudah Membuat Protokol yang Ketat Terkait Pelatnas kata Achmad Budiharto
Baca: Susy Susanti Terus Infokan Pebulutangkis yang Lakukan Isolasi Mandiri di Pelatnas Cipayung
Susy Susanti menambahkan para atlet diharapkan bisa kembali menjalani latihan normal setelah lebaran.
"Program latihan normal akan berjalan setelah lebaran, semoga situasinya juga sudah normal kembali," lanjut Susy.
Tak lupa, sang legenda bulutangkis Indonesia sektor tunggal putri itu mengingatkan agar para atlet muda terus menjaga kedisplinan mereka mulai level junior.
"Atlet muda memang harus tetap latihan stroke dan akurasi, karena di bagian ini mereka masih belum matang, sehingga mereka harus lebih konsisten latihan," harap Susy Susanti.
"Tak lain agar feel akurasi dan stroke-nya tidak hilang setelah lama absen turnamen dan latihan intensif," lanjut Susy.
Kondisi wabah virus corona yang membuat berbagai agenda latihan hingga turnamen berantakan coba disikapi dengan bijak oleh Susy Susanti.
Kini, Susy Susanti bersama tim pelatih tengah berusaha menyusun jadwal progam latihan yang efektif dan efisien keberjalanannya.
"Perubahan jadwal olimpiade tentu ada dampaknya buat atlet, mereka harus mempersiapkan diri lebih lama, kondisi tubuh harus dijaga, performa nanti ditingkatkan lagi dan diatur ulang sehingga puncaknya bisa dicapai di olimpiade," jelas Susy.
Salah satu pelatih bulu tangkis Indonesia yang telah menyusun jadwal latihan adalah Herry IP yang menangani sektor ganda putra.
Herry Iman Pierngadi selaku pelatih ganda putra PBSI mengungkapkan pihaknya akan segera menyusun program baru setelah ditundanya perhelatan Olimpiade.
Salah satu pasangan ganda putra yang secara khusus akan mendapatkan program baru adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Hal ini dikarenakan keduanya telah memasuki usia kepala ketiga.
Sehingga pasangan Ahsan/Hendra perlu program khusus agar kebugarannya tetap terjaga.
"Akan ada susunan program baru, khususnya untuk Hendra/Ahsan yang sudah senior, semakin bertambah usia kan stamina semakin menurun, ini yang harus dijaga," ujar Herry IP.
"Program khusus ada, tapi sekarang belum bisa dibicarakan karena masih terkendala libur karena wabah Corona," jelasnya.
Baca: Pujian Herry IP terhadap Yuta Watanabe, Singgung Kualitas Permainan hingga Pertahanan Terkuat
Baca: Olimpiade 2020: Kesempatan Kedua Ahsan/Hendra, Herry IP Ungkap Internal Marcus/Kevin
Herry IP juga turut mengomentari penundaan Olimpiade yang dirasa cukup tepat mengingat situasi pelik yang tengah dihadapi saat ini.
"Memang sudah disiapkan untuk peak-nya di bulan Juli ini, tapi keadaannya seperti ini," sambungnya.
"Saya rasa (keputusan olimpiade ditunda) kan demi kebaikan bersama," ujar Herry.
Sang pelatih secara khusus juga akan mengevaluasi penampilan anak asuhannya yang bermain di sektor ganda putra.
Apalagi ada salah satu musuh paling berat yang sering dihadapi oleh anak asuhnya.
Salah satu musuh yang paling berat yang sering menjadi momok bagi ganda putra Indonesia adalah Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang).
Pasangan asal Jepang tersebut terbaru berhasil mengalahkan dua ganda putra andalan Indonesia dalam perhelatan All England 2020.
Baca: Yuta Watanabe Optimis Raih Emas Olimpiade Tokyo 2020 Setelah Menang All England
Baca: Kutipan Bijak dari Para Juara All England 2020, Mulai Axelsen, Melati Daeva Sampai Watanabe
Pasangan Hendra/Ahsan harus takluk di babak perempat final All England dari Endo/Watanabe.
Kekalahan juga harus dirasakan oleh Marcus/Kevin saat tumbang di tangan Endo/Watanabe di partai final All England 2020.
Alhasil berbagai rentetan hasil kekalahan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi bagi Herry IP.
"Namanya di pertandingan, banyak faktor yang menentukan seorang pemain bisa jadi juara," ungkap Herry IP.
"Tim kami harus latihan lagi, banyak evaluasi, memang kemarin kalah tapi harus dilihat bagaimana kalahnya, proses ini yang lebih penting untuk pembelajaran," kata Herry.
Herry IP mengaku tak hanya akan mencari kelemahan lawan, tapi ia juga berusaha mencari kelemahan anak asuhannya.
"Selain cari celah kelemahan lawan, kita juga cari cara untuk perbaiki apa yang jadi kelemahan kita," beber Herry IP.
"Tapi kita juga jangan terlalu fokus ke satu lawan saja, masih banyak lawan yang lain yang juga harus diwaspadai," lanjutnya.
Saat ini ganda putra Indonesia punya tiga wakil di peringkat sepuluh besar dunia.
Dua peringkat dunia tertinggi ditempati Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, disusul Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Sedangkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ada di peringkat keenam.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)