TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari dunia olahraga atletik Indonesia, mantan perenang Lukman Niode telah tutup usia di Rumah Sakit Pelni pada Jumat (17/4/2020) pukul 12.58 WIB.

Meninggalnya Lukman Niode dikabarkan langsung oleh Richard Sam Bera yang kini menjabat Ketua BOPI melalui twitter @richardbera.

"Dengan hati sedih, saya mengabarkan meninggalnya sahabat saya - mentor saya, inspirasi saya - perenang legendaris brother Lukman Niode."

"Beliau meninggal pada siang ini pkl 12.58 di RS Pelni Jakarta. Saya sangat sedih atas kepergiannya."

"RIP brother Crying face." tulis Ketua BOPI dikutip dari akun twitter miliknya.

Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya Lukman yang terakhir menjabat sebagai Wakil IV Ketua Bidan Pembinaan Prestasi Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI) Pusat.

Sementara itu dikutip Tribunnews dari Kompas.com, dari sumber yang enggan disebut identitasnya menyatakan bahwa Lukman awalnya sakit karena terserang bakteri di lambung yang kemudian naik ke paru-paru.

Hal itu membuat pernapasannya terganggu karena ada flek di paru-parunya, dan Lukman pun terpaksa menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator) hingga sempat membuatnya koma.

Lukman Niode merupakan perenang asal Indonesia yang berprestasi.

Pria kelahiran 21 Oktober 1963 beberapa kali berhasil mengharumkan Indonesia di kancah Internasional.

Prestasi tersebut meraih dua medali Emas di SEA Games 1983 di Singapura pada nomor 100m dan 200m putra.

Kemudian penghargaan yang diterima atlet berusia 56 tahun ini juga telah beberapa kali raih penghargaan dengan terpilih sebagai Best Male Athlete of the Year.

Sedangkan di Tanah Air, Lukman Niode menerima dua kali penghargaan SIWO/PWI Jaya pada 1981 dan 1983.

Pensiun dari dunia atlet, Lukman memang sangat aktif dalam sejumlah organisasi olahraga nasional.

Selain berkecimpung di KONI Pusat, Lukman juga merupakan Wakil Sekretaris Jenderal II Bidang Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi).

Sebelumnya, Lukman juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang kini telah dibubarkan pemerintah.

(Tribunnews.com/Ipunk) (Kompas.com/Nugyasa Laksamana)