Menpora Ingatkan Atlet Indonesia: Jangan Gunakan Doping
Zainudin Amali berharap kejadian didiskualifikasinya dua atlet angkat besi di ajang Olimpiade XXX 2012 London lalu jadi pembelajaran bagi atlet
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berharap kejadian didiskualifikasinya dua atlet angkat besi di ajang Olimpiade XXX 2012 London lalu jadi pembelajaran bagi atlet dan pengurus cabang olahraga di Indonesia.
Seperti diketahui, komisi disiplin IOC baru saja mendiskualifikasi atlet angkat besi peraih medali emas yakni Zulfiya Chinshanlo asal Kazakhstan dan medali perunggu Cristina Lovu (Moldova) lantaran terbukti menggunakan doping
Atas kejadian itu, atlet angkat besi Indonesia Citra Febrianti yang berada di peringkat keempat dinobatkan mendapatkan medali perak.
“Ini harus jadi pelajaran buat kami bagi para pelatih, pembina di berbagai cabor jangan main-main dengan doping,” kata Menpora dalam kata sambutannya usai memberikan bonus kepada Citra di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (21/12/2020).
“Akibat doping bisa didiskualifikasi, kalau hanya atlet saja tidak masalah tapi ini nama baik negara. Ini saya pesan betul apapun hasilnya jurusnya asal jangan pakai doping,” lanjutnya.
Seiring dengan penegakan anti-doping, Menpora baru saja melakukan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membangun Laboratorium Anti-Doping pertama di Indonesia yang akan dibangun di lingkungan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Jawa Tengah.
Laboratorium itu nantinya bisa dipakai untuk menguji hasil doping atlet Indonesia sehingga tak lagi dikirim keluar negeri.
Menpora bahkan mengklaim apabila laboratorium itu jadi, maka negara-negara Asia-Pacific bisa mengirimkan hasil doping atletnya ke laboratorium yang ada di Solo.
“Kaitannya dengan itu, Indonesia punya komitmen terhadap anti-doping Hari Jumat lalu kami datang ke Solo untuk meninjau calon tempat laboratorium anti-doping Indonesia,” kata Menpora.
“Ini milik Kementerian Kesehatan. Rumah Sakit Ortopedi Soeharso. Kemenkes menyerahkan kepada kami untuk digunakan sebagai laboratorium anti-doping, Bangunan, isi laboratoriumnya sampai SDMnya sudah disiapkan Kemenkes, kami tinggal gunakan saja,”
"Jadi Indonesia akan punya laboratorium doping, bukan untuk kita saja tapi minimal bisa digunakan Asia-Pacific, daripada kami kirim ke luar negeri. Jadi sekarang kami siapkan. Mudah-mudahan ini akan bisa menambah komitmen bahwa Indonesia sangat menjunjung tinggi sportivitas, mendong olahraga yang bersih tanpa doping,” harapnya.