Soal Polemik All England 2021, Istri Marcus Gideon Bongkar Fakta Penyelenggaran Turnamen
Istri Marcus Gideon membongkar fakta soal penyelenggaraan turnamen All England 2021.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Istri Marcus Gideon, Agnes Amelinda Mulyadi, membongkar fakta terkait penyelenggaraan All England 2021 setelah tim Indonesia dipaksa mundur dari turnamen tersebut.
Lewat akun Instagram pribadinya, Agnes Amelinda Mulyadi meluapkan kekesalan lantaran atlet bulu tangkis Indonesia, termasuk sang suami, Marcus Gideon, tak bisa bertanding.
Agnes juga menyoroti sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan All England 2021.
Dikutip dari Instagram stories-nya, semula, Agnes mengunggah logo Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) tanpa keterangan apapun.
Kemudian, ia menceritakan kronologi terkait tim Indonesia yang dipaksa mundur dari All England 2021.
Baca juga: Curhat Hendra Setiawan seusai Dikeluarkan dari All England: Ngapain di Sini, Buang-buang Uang Juga
Baca juga: Obrolan Daniel Mananta dan Anthony Ginting Saat Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, Sedih
Baca juga: All England Open 2021 - PBSI Diminta Carter Pesawat, Ternyata Lebih Mahal dari Total Hadiah Juara
Ia menyinggung, tujuh kasus pemain yang dikonfirmasi positif Covid-19 sehingga membuat BWF menunda pembukaan All England 2021.
"Awalnya ada 7 kasus positif Covid-19 terdetekti. Pada protes dong, ngajuin re-test," tulis wanita yang sempat berprofesi sebagai dokter ini.
Sayangnya, permintaan ini ditolak oleh pihak Inggris. Sebab mereka sangat yakin dengan tes PCR yang dilaksanakan.
Tak lama berselang, permintaan untuk melakukan tes ulang disetujui dan hasilnya ketujuh pemain ini dinyatakan negatif Covid-19.
Bahkan perubahan dari hasil tes positif ke negatif terjadi hanya dalam waktu 24 jam.
"Akhirnya entah kenapa disetujui untuk test ulang. Hasilnya? Semua negatif dalam 24 jam lho.." lanjutnya.
Agnes lantas meminta masyarakat untuk menanyakan hal tersebut kepada BWF sebagai federasi bulu tangkis dunia.
Ia mempertanyakan, kenapa tujuh pemain yang tadinya positif Covid-19 menjadi negatif.
Kemudian, Agnes juga menyinggung kejadian kurang menyenangkan yang dialami tim bulu tangkis Indonesia.
"Coba monggo ditanya ke @bwf.official cara ngetest ulangnya gimana?"
Baca juga: Hendra Setiawan Beberkan Metode Swab 7 Orang Terindikasi Positif Covid-19 di All England 2021
Baca juga: Mohammad Ahsan Buka-bukaan soal All England 2021, Ungkit Netizen Indonesia Hingga Herry IP
"Udah sah belum? Yang ngeswab siapa? Caranya gimana?"
"Kok bisa dari 7+ menjadi 7- padahal katanya trusted banget hasil test awalnya."
"Ini gara-gara satu orang asing yang positif (katanya) satu pesawat bareng, tiba-tiba semua tim nggak boleh main, karantina mandiri," beber Agnes.
Pada curhatan selanjutnya, Agnes menyayangkan kenapa federasi tidak meminta semua pemain All England 2021 melakukan karantina sebelum pertandingan.
"Udah tahu aturan negaranya lagi aneh-aneh gara-gara mutasi Covid-19. Kenapa nggak pada disuruh karantina dulu sebelum pertandingan di sana," tulisnya.
Kemudian, Agnes menyoroti sejumlah fakta kurang menyenangkan terkait penyelenggaraan All England 2019.
Pihak penyelenggara meminta para pemain harus selalu di kamar, tapi tidak diberikan makanan.
Kata Agnes, para atlet hanya diberikan sarapan, sedangkan untuk makan siang dan malam boleh memesan di hotel, tapi tim harus membayar sendiri.
Beruntung, lanjut ibu dua anak itu, atlet Indonesia membawa rice cooker, mie instan, hingga uang saku.
"Masa iya pas datang ke sana udah nggak boleh ke mana-mana harus di kamar aja, makanan aja nggak dikasih?"
Baca juga: Ketua Komisi X: Pengusiran Paksa Atlet Bulu Tangkis Indonesia di All England Sangat Menyakitkan
Baca juga: Setelah Dipaksa Mundur dari All England 2021, Tim Indonesia Susah Payah Balik ke Hotel
"Makan siang dan malem boleh pesen ke hotel tapi berbayar sendiri."
"Untungnya atlet Indo pada bawa rice cooker, Indomie, etc. Pada bawa sangu. Kasian ya," ungkap Agnes.
Selanjutnya, Agnes membandingkan penyelenggaraan All England 2021 dengan Thailand Open yang digelar beberapa waktu lalu.
Ia membandingkan saat itu, para atlet hanya makan lauk dada ayam sebagai asupan protein jelang turnamen Thailand Open 2021.
"Mending makan dada ayam daripada nggak disediain makanan," tulis Agnes lagi.
Agnes juga mempertanyakan nasib pemain Turki yang juga satu pesawat dengan tim Indonesia.
Sebab, pemain tunggal putri Turki, Neslihan Yigit masih terus lanjut di All England dan tidak dipaksa mundur seperti atlet Indonesia.
Padahal mereka satu pesawat dari Istanbul menuju Birmingham, Inggris.
Agnes lantas menyinggung kembali soal kasus tujuh pemain yang sempat dinyatakan positif lalu berganti negatif setelah melakukan tes ulang.
Mereka pun langsung diperbolehkan untuk bertanding seperti biasa.
Baca juga: Pimpinan DPR Sebut BWF Tidak Siap Gelar All England di Tengah Pandemi Covid-19
Baca juga: Dubes Inggris Owen Jenkins Sayangkan Keputusan BWF pada Tim RI di All England
"Harusnya kalau mengacu pada protokol NHS, yang kemarin 7 dianggap false positive itu isolasi mandiri juga, termasuk yang closed contact," tulis Agnes.
Jika alasan karena mengikuti protokol pemerintah dan keamanan pemain, lanjut Agnes, seharusnya tujuh pemain itu ikut dikarantina termasuk yang berkontak erat dengan mereka.
Tidak hanya tim Indonesia yang satu pesawat dengan penumpang yang dinyatakan positif Covid-19.
"Kalau alasannya karena aturan pemerintah, protokol pemerintah dan sebagainya, atau safety pemain, harusnya ya 7 orang kemarin dikarantina berikut yang close contact sama mereka."
"Nggak cuma tim Indonesia lho yang 'apesnya' sepesawat sama orang yang katanya positif," lanjutnya.
Sebelumnya diketahui, tim bulu tangkis Indonesia dipaksa mundur dari turnamen bergengsi All England 2021.
Penyebabnya, menurut otoritas kesehatan Inggris (NHS), mereka satu pesawat dengan seorang penumpang yang dinyatakan positif Covid-19.
Sayangnya, tidak diberikan keterangan secara jelas siapa dan dari mana penumpang yang positif Covid-19 tersbut.
Sesuai regulasi Pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif Covid-19, penumpang lain diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.
Mereka pun menjalani isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre.
Meski demikian, seluruh tim Indonesia yang berada di Birmingham saat ini dalam keadaan sehat.
Keputusan tim Indonesia 'dipaksa' mundur dari All England 2021 membuat banyak pihak meradang sekaligus kecewa.
Pasalnya, sudah ada beberapa wakil Indonesia yang memastikan lolos ke babak 16 besar All England 2021.
Mereka adalah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Sementara tiga wakil Indonesia lainnya yang belum bertanding pada hari pertama juga tidak bisa melanjutkan kiprahnya.
Yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
PBSI Jelaskan Bukan Kesalahan BWF
Sementara itu, Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna menjelaskan permasalahan yang memaksa mundurnya Timnas Indonesia dari All England 2021 bukanlah kesalahan BWF.
Menurutnya, keputusan tim Indonesia tak bisa bermain adalah murni dari aturan NHS yang melihat tim Indonesia satu pesawat dengan penumpang lainnya yang positif covid-19.
NHS pun memberikan pesan ke seluruh para pemain dan ofisial Tim Indonesia untuk menjalani karantina selama 10 hari.
Padahal seluruh pemain Indonesia telah melakukan serangkaian tes dan hasilnya negatif.
Bahkan, aturan isolasi juga ditujukan ke wakil-wakil Indonesia seperti Hendra/Ahsan, Jonatan Christie dan Kevin/Marcus yang keluar sebagai pemenang di babak pertama All England 2021.
"Dalam hal ini BWF tak ada masalah. Ini aturan negara setempat, yang kami ingin transparansi."
"Kalau BWF tak ada masalah. Mereka objektif dan profesional."
"Mereka sudah melakukan yang diperlukan bagaimana supaya (turnamen) dilaksanakan," kata Agung dalam konferensi pers di Kantor BPK RI, Kamis (18/3/2021).
Agung Firman yang sangat kaget mendengar kabar tersebut pun kini terus berupaya agar Tim Indonesia bisa melakukan pertandingan.
Hal yang ia lakukan yakni dengan cara berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
"Saya di awal jelaskan saya sudah komunikasi dengan Menlu. Mohon bantuan agar memfasilitasi agar tetap dapat bertanding."
"Tidak ada alasan bagi orang untuk melarang kita bertanding, dari segi apa pun, mereka sudah divaksin dan tidak ada yang positif."
"Mereka berangkat bukan untuk foya-foya," kata Agung.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sore ini akan mengadakan zoom dengan duta besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya guna menanyakan hal yang sebenarnya terjadi.
"Jadi nanti sore saya rencana akan bicara dengan duta besar kita di London melalui zoom ya, tentu akan menanyakan seperti apa sebenarnya kejadian yang ada di sana itu," ujarnya.
BERITA TERKAIT ALL ENGLAND 2021
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Abdul Majid)