Olimpiade 2021: Kejayaan Ganda Putra Indonesia, Tantangan Marcus/Kevin & Ahsan/Hendra di Tokyo
Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra secara tidak langsung memiliki tantangan untuk meneruskan estafet kesuksesan sektor tersebut di Olimpiade Tokyo 2021.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Berbicara perihal Olimpiade cabang olahraga bulu tangkis, Indonesia tercatat masih menjadi negara yang paling berjaya meraih emas utamanya di sektor ganda putra.
Sejak cabang olahraga bulu tangkis masuk dalam perhelatan Olimpiade 1992, kontingen Indonesia tercatat telah berhasil menempatkan tiga wakilnya sebagai peraih medali emas.
Ketiga wakil tersebut yakni Ricky Subagya/Rexy Mainaky (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), dan Markis Kido/Hendra Setiawan (2008).
Dominasi yang kerap diperlihatkan para generasi pemain ganda putra Indonesia membuat Indonesia terlihat menakutkan di sektor tersebut.
Kini, Olimpiade Tokyo 2021 akan menjadi tantangan tersendiri bagi sektor ganda putra untuk memperpanjang rantai kesuksesan.
Terdapat dua wakil ganda putra Indonesia yang berkesempatan untuk bisa mengikuti para pendahulunya dalam meraih medali emas di ajang Olimpiade.
Dua wakil tersebut yakni Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Keduanya sama-sama diharapkan bisa menorehkan prestasi terbaik dengan meraih medali emas dan perak di Olimpiade Tokyo 2021.
Apalagi baik pasangan Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra sama-sama secara berurutan menempati unggulan pertama serta kedua.
Berdasarkan hasil undian yang ada, pasangan Marcus/Kevin sebagai unggul utama berhak masuk Grup A.
Lawan terberat Marcus/Kevin dalam grup tersebut hanyalah wakil Taiwan yakni Lee Yang/Wang Chi-Lin.
Dua lawan lainnya tergolong bisa mudah dilewati yakni Ben Lane/Sean Vendy (Inggris) dan Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy (India).
Sementara, pasangan Ahsan/Hendra selaku unggulan kedua berada di Grup D.
Pasangan berjuluk The Daddies itu tergabung dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), Choi Solgyu/Seo Seungjae (Korea Selatan), dan Jason Anthony/Nyl Yukara (Kanada).
Dengan status ganda putra sebagai tumpuan utama mendulang medali emas.
Tentu pasangan Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra secara tidak langsung memiliki tantangan untuk meneruskan estafet kesuksesan sektor tersebut di perhelatan Olimpiade edisi kali ini.
Kilas Balik Dominasi Indonesia di Sektor Ganda Putra Ajang Olimpiade Sejak 1992
Para pebulu tangkis Indonesia khususnya yang bermain pada nomor ganda putra telah beberapa kali menistabkan diri sebagai yang terbaik dalam perhelatan Olimpiade sejak 1992.
Medali emas pun berhasil diraih oleh beberapa pebulu tangkis ganda putra dalam ajang Olimpiade.
Tercatat ada tiga wakil ganda putra Indonesia yang pernah meraih medali emas Olimpiade sejak dihelat 1992.
Tiga nama tersebut merupakan para sosok legenda bulu tangkis tim merah putih sebagaimana nama-namanya sudah disebutkan di atas tadi.
Dilansir Badminton News Flash, pasangan ganda putra pertama yang berhasil meraih medali emas Olimpiade adalah wakil Korea Selatan.
Berlangsung di Barcelona, pasangan asal Korea Selatan yakni Park Joo-bong/Kim Mon-soo mampu meraih medali emas sektor ganda putra dalam ajang Olimpiade 1992.
Pasangan Park Joo-bong/Kim Mon-soo merengkuh medali emas setelah mengalahkan wakil Indonesia, Eddy Hartono/Rudy Gunawan di final.
Keduanya berhasil menyegel kemenangan atas pasangan ganda putra terbaik Indonesia kala itu dengan skor 15-11, 15-7.
Kemenangan itupun akhirnya membuat nama pasangan Park Joo-bong/Kim Mon-soo sebagai peraih emas ganda putra Olimpiade 1992.
Pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainaky menjadi tokoh utama di balik keberhasilan Indonesai meraih medali emas di sektor ganda putra.
Keduanya mampu membuka keran gelar juara tim Indonesia saat mampu mengalahkan wakil Malaysia, Yap Kim Hock/Chean Soon Kit di partai puncak.
Dalam laga sengit tersebut, akhirnya pasangan Ricky Subagya/Rexy Mainaky mampu menyudahi perlawanan lawannya dengan skor akhir 5-15, 15-13, dan 15-12.
Empat tahun berselang, medali emas sektor ganda putra kembali berhasil diamankan wakil Indonesia.
Pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya menjadi dua pebulu tangkis ganda putra yang memenangkan medali emas di Olimpiade Sydney 2000.
Keduanya mampu mengalahkan wakil Korea Selatan, Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung di partai final.
Kemenangan berharga tersebut akhirnya membuat pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya mencatatkan namanya sebagai salah satu peraih medali emas Olimpide.
Hanya saja, pada perhelatan Olimpiade berikutnya yang digelar di Athena, Yunani.
Kontingen ganda putra Indonesia gagal tampil maksimal sehingga medali emas yang dua kali beruntun didapatkan akhirnya direbut oleh wakil Korea Selatan.
Wakil Korea Selatan yang akhirnya mampu menisbatkan diri sebagai peraih medali emas Olimpiade 2004 adalah Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon.
Beruntung, Indonesia kembali berhasil meraih emas di sektor ganda putra dalam perhelatan Olimpiade 2008 di Beijing.
Indonesia mampu mendulang emas lewat pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade 2008.
Lebih mengharukannya, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan mampu meraih medali emas tersebut tepat satu hari sebelum perayaan HUT RI tahun 2008.
Kala itu, meraih medali emas setelah mengalahkan Cai Yun/Fu Haifeng, melalui pertarungan rubber game, 12-21, 21-11, 21-16.
Medali emas yang diidam-idamkan pun akhirnya kembali berhasil diraih oleh Indonesia melalui pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan.
Hanya saja, dua perhelatan turnamen Olimpiade berikutnya yakni 2012 dan 2016, Indonesia gagal mendulang emas.
Mengingat Cina menjadi negara yang cukup mendominasi sektor tersebut dalam dua perhelatan terakhir Olimpiade.
Sebagaimana ketika pasangan Cai Yun/Fu Haifeng meraih medali emas bulu tangkis sektor ganda putra di Olimpiade London 2012.
Dan, pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan yang mampu mendulang medali emas dalam perhelatan Olimpiade Rio 2016.
Daftar peraih medali emas sektor ganda putra ajang Olimpiade dalam sejarah:
1992: Park Joo-bong/Kim Mon-soo (Korea Selatan)
1996: Ricky Subagya/Rexy Mainaky (Indonesia)
2000: Tony Gunawan/Candra Wijaya (Indonesia)
2004: Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (Korea Selatan)
2008: Markis Kido/Hendra Setiawan (Indonesia)
2012: Cai Yun/Fu Haifeng (China)
2016: Fu Haifeng/Zhang Nan (China)
(Tribunnews/Dwi Setiawan)