Suasana Haru Keluarga Apriyani Rahayu Iringi Kemenangan Final Ganda Putri di Olimpiade Tokyo
Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu akhirnya berhasil menyabet medali emas pada cabor bulutangkis di Olimpiade Tokyo, tepatnya sektor ganda putri.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Husein Sanusi
Dilansir Tribun Wiki, Apriyani Rahayu adalah anak bungsu dari empat bersaudara.
Atlet yang biasa dipanggil Ani oleh keluarganya ini justru lebih dikenal oleh publik dengan nama panggilan Apri.
Apriyani Rahayu sudah mulai menyukai bulu tangkis sejak usia tiga tahun.
Waktu itu, bulu tangkis memang sedang populer di wilayah Lawulo.
Hampir di setiap halaman rumah warga pasti memiliki lapangan bulu tangkis.
Apriyani Rahayu berlatih bulu tangkis pertama kali menggunakan raket milik sang ayah yang dibeli di Makassar tahun 1983.
Setiap hari, ayah dan ibunya selalu menemani Apriyani Rahayu berlatih, hingga saat duduk dibangku SD sang ayah meratakan pekarangan belakang rumah untuk dijadikan lapangan bulu tangkis.
Di tahun 2005, saat berusia tujuh tahun, Apriyani Rahayu mengikuti kejuaraan bulu tangkis tingkat kecamatan.
Di 2006 Apriyani Rahayu mengikuti Porda sekaligus tingkat nasional usia dini namun hanya mendapat juara dua.
Tak lolos ke Jakarta, Apriyani Rahayu pun tak puas dan menangis. (1)
Apriyani Rahayu dilatih oleh Sapiuddin yang masih merupakan keluarganya.
Sapiuddin pernah berlatih bulu tangkis di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta dan setelah kembali ke kampungnya melatih Apriyani Rahayu dan anak-anak lain.
Setelah berlatih, Apriyani Rahayu akhirnya bisa ke Jakarta yaitu saat dirinya kelas 6 SD.
Namun sesampainya di Ibukota, Apriyani Rahayu baru sadar bahwa ilmu bulu tangkisnya tidak sebanding dengan anak-anak di Jawa.