Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kilas Final Bulutangkis Olimpiade, Raket Penyok Hingga Aksi Greysia Polii Remas Shuttlecock

Apa yang dilakukan Greysia Polii sengaja meremas shuttlecok adalah salah satu contoh 'badminton shithousery'.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kilas Final Bulutangkis Olimpiade, Raket Penyok Hingga Aksi Greysia Polii Remas Shuttlecock
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii (kanan) dari Indonesia merayakan kemenangannya setelah memenangkan pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Jia Yifan dari China dan Chen Qingchen dari China pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Senin (2 Agustus 2021). (Alexander NEMENOV/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 seusai mengalahkan pasangan asal China Chen Qing chen/Jia Yi fan.

Pada partai final yang digelar di Musashino Forest Sport Plaza, Senin (2/8/2021), Greysia/Apriyani menang dua gim langsung 21-19, 21-15.

Meski berlangsung 'cuma' dua gim, bukan hal mudah bagi Greys/Apri memenangkan pertandingan tersebut.

Baca juga: Medali Emas Greysia/Apriyani Bawa Indonesia Samai Rekor Prestisius China di Ajang Olimpiade

Adu mental lewat psy war mewarnai laga tersebut. Sebut saja misalnya saat Greysia meremas shuttlecock untuk meminta pergantian bola.

Ada pula aksi Greysia yang berlari mengganti raket saat pertandingan masih berjalan.

Baca juga: Bakal Diguyur Hadiah, Greysia Polii ke Erick Tohir: Pak Erick Masih Ingat 2012? Ini Hadiah Gantinya

Berikut kilas pertandingan final bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 yang dimenangkan ganda putri Indonesia, Greysia/Apriyani tersebut:

Sejumlah aksi dan pertarungan dramatis mewarnai perebutan medali emas di nomor ganda putri ini.

Baca juga: Hendra Setiawan Pamit dari Olimpiade, Pebulutangkis Singapura: Jangan Tipu Lo

BERITA REKOMENDASI

Raket Penyok Jia Yi Fan

Pebulu tangkis China Jia Yifan (kiri) dan pebulutangkis China Chen Qingchen kehilangan gim pertama dalam pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii dari Indonesia selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus , 2021.
Pedro PARDO / AFP
Pebulu tangkis China Jia Yifan (kiri) dan pebulutangkis China Chen Qingchen kehilangan gim pertama dalam pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii dari Indonesia selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus , 2021. Pedro PARDO / AFP (Pedro PARDO / AFP)

Pada laga ini ada insiden raket penyok milik Jia Yi Fan.

Raket yang digunakannya itu penyok karena beradu dengan raket rekannya sendiri, Cheng Qing Chen saat akan mengembalikan bola pukulan dari pasangan Indonesia.

Aksi ini terjadi di tengah pertandingan. Alhasil, pukulan menggunakan raket penyok ini menghasilkan poin bagi pasangan Indonesia, lantaran bola yang dipukul keluar.

Baca juga: Rahasia Medali Emas Olimpiade, Greysia/Apriyani Sudah Menang Saat Jejakkan Kaki di Lapangan

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu merayakan kemenangan dengan Greysia Polii dari Indonesia dalam pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Shin Seung-chan dari Korea Selatan dan Lee So-hee dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli, 2021.
Pedro PARDO / AFP
Atlet Indonesia Apriyani Rahayu merayakan kemenangan dengan Greysia Polii dari Indonesia dalam pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Shin Seung-chan dari Korea Selatan dan Lee So-hee dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli, 2021. Pedro PARDO / AFP (Pedro PARDO / AFP)

Aksi Akrobatik Apriyani Rahayu

Penampilan Apriyani Rahayu dalam laga ini dianggap menjadi kunci kemenangan Gresyia/Apriyani.

Apriyani secara solid menunjukkan pertahanan kokoh, tak gampang mati sendiri.

Satu di antara contohnya adalah aksi defense Apriani Rahayu yang berhasil mengembalikan smash Jia Yifan walau berada di bawah kaki.

Baca juga: Tak Sangka Greysia/Apriyani Bisa Raih Emas, Ketua PB Jaya Raya Soroti Perbedaan Mencolok Apriyani

Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wigoena menyebut Apriyani bermain tanpa kenal lelah sehingga bisa menutupi kekurangan Greysia dan Greysia pun bisa fokus dengan permainannya.

“Jadi perbedaan yang saya lihat itu memang benar ada di komunikasi, dan yang paling mencolok itu menurut penilaian saya itu ada di Apriyani. Dia maju pesat. Dalam arti tidak mati-mati sendiri, biasanya kan suka mati sendiri, mimik wajahnya tadi juga terlihat bersemangat,” kata Imelda.

“Kemudian daya tahan tubuhnya itu kuat banget, lompat-lompat terus, itu dia kuat banget. Kalau sudah gitu kan Greysia tidak lagi mikirin Apri, dia jadi bisa fokus untuk permainan sendiri. Imbasnya rotasinya jadi bagus,” katanya.

Baca juga: Bakal Diguyur Hadiah, Greysia Polii ke Erick Tohir: Pak Erick Masih Ingat 2012? Ini Hadiah Gantinya

Greysia Polii Remas Shuttlecock

Greysia Polii dari Indonesia merayakan kemenangan dengan Apriyani Rahayu dari Indonesia dalam pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Shin Seung-chan dari Korea Selatan dan Lee So-hee dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli, 2021.
Greysia Polii dari Indonesia merayakan kemenangan dengan Apriyani Rahayu dari Indonesia dalam pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Shin Seung-chan dari Korea Selatan dan Lee So-hee dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli, 2021. (Pedro PARDO / AFP)

Salah satu aksi yang juga mengundang perhatian berasal dari Greysia Polii yang meremas shuttlecock.

Aksi ini terjadi di gim pertama, ketika pasangan Greysia/Apriani unggul 19-14.

Ketika itu, pasangan China memenangi 3 poin berturut-turut hingga mendekati skor Indonesia menjadi 19-17.

Greysia Polii meminta untuk pergantian shuttlecock, namun ditolak oleh pasangan China.

Baca juga: Presiden Joko Widodo: Selamat dan Terima kasih, Greysia/Apriyani!

Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii dari Indonesia (kiri) merayakan kemenangannya setelah memenangkan pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Jia Yifan dari China dan Chen Qingchen dari China pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Senin (2 Agustus 2021). (Alexander NEMENOV/AFP)
Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii dari Indonesia (kiri) merayakan kemenangannya setelah memenangkan pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Jia Yifan dari China dan Chen Qingchen dari China pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Senin (2 Agustus 2021). (Alexander NEMENOV/AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Wasit menyetujui pasangan China untuk tak mengganti shuttlecock.

Akan tetapi Greysia Polii bersikukuh ingin mengganti shuttlecock.

Wasit pada akhirnya menyetujui permintaan Polii untuk mengganti shuttlecock setelah melihat keadaannya.

Meski begitu, wasit menilai Greysia Polii meremas shuttlecock dengan sengaja.

Sehingga ia memberikan peringatan kepada Polii akan memberikan kartu kuning bila melakukannya lagi.

"Greysia Polii meremas shuttlecock menurut wasit, sehingga dalam kesempatan berikutnya ia diperingati akan mendapat kartu kuning," kata komentator asal Inggris, Gillian Clark di Champions TV.

Baca juga: Sempat Diganggu Challange Chen/Jia, Tangis Greysia/Apriyani Pecah Saat Bola Dinyatakan Keluar

Tangis Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii dari Indonesia setelah memenangkan pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Jia Yifan dari China dan Chen Qingchen dari China pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021.
Tangis Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii dari Indonesia setelah memenangkan pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Jia Yifan dari China dan Chen Qingchen dari China pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021. (tangkap layar)

Komentator asal Indonesia di TVRI, Yuni Kartikasari menyebut aks Greysia tersebut adalah demi menghentikan rentetan poin dari pasangan China.

Tampaknya, memang tujuan Greysia Polii melakukan hal tersebut adalah mengganggu konsentrasi pasangan China.

Greysia/Apriani pada akhirnya sukses menutup gim pertama dengan skor 21-19 tak lama setelah itu.

CEO Asumsi, Pangeran Siahaan mendeskripsikan apa yang dilakukan Greysia Polii adalah salah satu contoh 'badminton shithousery' yang tak pernah ia tahu.

'Shithousery' adalah istilah yang dipakai dalam sepak bola ketika seorang pemain melakukan trik demi mengambil keuntungan dari lawan.

Contoh umumnya misalnya melakukan diving yang diketahui oleh wasit, mengulur waktu dengan pura-pura cedera dan mengintimidasi wasit dengan protes.

Aksi Greysia Polii bagaimanapun menunjukkan pengalamannya sebagai pemain senior yang berakhir dengan medali emas.

Pemain berdarah Minahasa itu menorehkan dua rekor di Olimpiade 2020.

Baca juga: Medali Emas Greysia/Apriyani Bawa Indonesia Samai Rekor Prestisius China di Ajang Olimpiade

Bersama Apriyani Rahayu, Greysia Polii menjadi ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas pada ajang Olimpiade.

Selain itu, Greysia Polii kini menjadi pebulu tangkis tertua yang meraih medali emas pada multievent akbar olahraga di dunia itu.

Greysia Polii membukukan rekor tersebut pada Olimpiade Tokyo 2020 ini tatkala usianya menginjak 33 tahun 356 hari.

Dengan usianya itu, Greysia Polii melewati rekor yang sebelumnya dipegang oleh Zhang Ning pada Olimpiade Beijing 2008.

Zhang Ning berhasil merebut medali emas Olimpaide Beijing 2008 tatkala usianya sudah mencapai angka 33 tahun 89 hari. (*/Bagas Reza/BolaSport)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas