Sentuh Busur Orang Lain Tanpa Izin, Takahiro Hasegawa Dikeluarkan dari Timnas Panahan Jepang
Takahiro Hasegawa juga menolak untuk berpartisipasi dalam Paralimpiade Tokyo karena melakukan pelanggaran menyentuh busur pemain lain tanpa izin.
Editor: Dewi Agustina
![Sentuh Busur Orang Lain Tanpa Izin, Takahiro Hasegawa Dikeluarkan dari Timnas Panahan Jepang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/takahiro-hasegawa-atlet-paralimpik-panahan-jepang.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Takahiro Hasegawa, perwakilan atlet panahan dari Paralimpiade Tokyo telah dikeluarkan dari timnas panahan paralimpiade.
Takahiro Hasegawa juga menolak untuk berpartisipasi dalam Paralimpiade Tokyo karena melakukan pelanggaran menyentuh busur pemain lain tanpa izin.
Menurut pengumuman oleh Federasi Panahan Para Jepang, Minggu (22/8/2021), Hasegawa telah mengindikasikan bahwa ia akan menolak untuk berpartisipasi dalam Paralimpiade Tokyo karena melakukan pelanggaran menyentuh beberapa busur pemain lain tanpa izin.
Federasi menerima niat untuk menolak karena itu adalah tindakan serius yang dapat menyebabkan kecelakaan cedera atau ledakan atlet, dan Komite Paralimpiade Jepang (JPC) berencana untuk mencabut kualifikasi atlet perwakilan.
Ini akan mengurangi jumlah pemain tim nasional Jepang ke Paralimpiade Tokyo sebanyak satu menjadi 254.
Hasegawa berusia 32 tahun dari Kota Funabashi, Prefektur Chiba.
Dia mulai memanah setelah kaki kanannya menjadi prostesis karena sakit ketika dia masih di sekolah dasar.
Baca juga: Atlet Para Menembak Bolo Triyanto Masih Fokus Berlatih Demi Hasil Maksimal di Paralimpiade Tokyo
Di Paralimpiade Beijing, di mana dia berpartisipasi pada usia 19 tahun, Hasegawa berada di urutan keempat dalam grup.
"Saat ini, saya terus bersaing sambil bekerja untuk sebuah stasiun TV, dan Paralimpiade Tokyo telah diputuskan untuk berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam tiga turnamen dalam hal recurving menggunakan busur yang sama seperti masyarakat umum," paparnya kepada pers.
Federasi mengatakan, "Kami dengan tulus meminta maaf karena menyebabkan situasi serius pada waktu penting sebelum Paralimpiade Tokyo. Kami akan bekerja untuk mencegah terulangnya dengan memeriksa kembali sistem manajemen alat, pelatihan keselamatan, dan pendidikan kepatuhan menyeluruh," ungkap Junichi Kawai, ketua Komite Paralimpiade Jepang.
"Saya sangat menyayangkan masalah yang melanggar kebijakan pembentukan timnas Jepang itu bertentangan dengan harapan mereka yang mendukung dan mendukung parasport dan para-atlet setiap hari. Sekali lagi akan meminta perhatian kepada semua atlet yang berafiliasi, atlet terdaftar, petugas, dll, dan berusaha untuk bertindak dengan moralitas dan etika yang tinggi," tambahnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.