Satgas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA Perkuat Sinergi dalam dan Luar Negeri
Indonesia tak diperbolehkan mengibarkan bendera merah putih saat tim bulutangkis Indonesia menjuarai Piala Thomas
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia tak diperbolehkan mengibarkan bendera merah putih saat tim bulutangkis Indonesia menjuarai Piala Thomas di Denmark, Minggu (17/10/2021).
Bendera merah putih dilarang dikibarkan dan digantikan dengan bendera PBSI karena dampak dari sanksi yang diberikan World Anti-Doping Agency (WADA) atau badan anti-doping dunia kepada Indonesia yang dianggap tidak patuh menaati aturan dan program anti-doping yang efektif pada 7 Oktober 2021.
Atas kejadian tersebut, pemerintah melalui Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) langsung bergerak cepat dengan membentuk tim akselerasi dan investigasi.
Upaya percepatan pembebasan sanksi Badan Anti Doping Dunia (WADA) yang menjerat Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) terus dilakukan.
Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA memperkuat sinergi dalam negeri dan aktif melakukan komunikasi eksternal.
Sekretaris Jenderal NOC Indonesia Ferry J Kono yang masuk dalam Satgas Tim Percepatan Pelepasan Sanksi WADA mengatakan hasil pendalaman sementara ditemukan 24 pending matters yang perlu dipenuhi LADI.
Tanggungan tersebut merupakan akumulasi dari kepengurusan LADI sebelumnya.
“Detailnya tak dapat kami sebutkan, tetapi secara umum menyangkut hal administratif dan teknis. Kami mendorong LADI untuk menyelesaikan pending matters untuk mendapat status compliance secepatnya,” kata Ferry usai menghadiri rapat virtual yang dipimpin Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto, Kamis (21/10/21).
“Salah satu pending matters ada yang menyangkut tunggakan biaya ke lab Qatar. Kenapa bisa ada tunggakan, kami pun masih mendalami. Tapi, situasi ini urgent sehingga pemerintah sepakat membayar dulu, sambil investigasi tetap berjalan dan LADI menyelesaikan hal-hal teknis yang perlu diselesaikan,” jelasnya.
Ferry meminta masyarakat bijak menyortir informasi dan tidak terpancing kabar tak pasti. Hal ini diperlukan karena situasi yang beredar telah bergulir menjadi bola liar.
“Tim kami berusaha menahan diri agar situasi ini tak semakin gaduh. Kami bersama Kemenpora masih bekerja menghimpun informasi dan mempercepat komunikasi,” ujarnya.
Selain memperkuat sinergi dalam negeri, satgas yang diketuai Raja Sapta Oktohari, Presiden NOC Indonesia, sudah berada di Eropa untuk melakukan lobi.
Salah satunya dengan Jerome Poivey, Ketua Hubungan Kelembagaan dan Pemerintahan Komite Olimpiade Internasional (IOC).