Verawaty Fajrin dalam Kenangan Herry IP dan Candra Wijaya, Sosok Tegas yang Suka Guyon
Pelatih yang dijuluki coach Naga Api tersebut mengenang Verawaty sebagai sosok yang tegas.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribun Network, Ramadhan L Q
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Pelatih ganda putra Indonesia, Herry IP turut merasakan duka mendalam atas berpulangnya legenda bulu tangkis, Verawaty Fajrin.
Pelatih yang dijuluki coach Naga Api tersebut mengenang Verawaty sebagai sosok yang tegas.
"Pertama-tama turut berduka cita atas meninggalnya Kak Vera, yang sudah berjuang cukup lama dan terakhir tadi pagi meninggalkan kita semua," ujar Herry IP saat ditemui, Minggu (21/11/2021).
"Saya kan orangnya suka guyonan ya sama beliau, bercanda. Tapi kesan saya ya Kak Vera orang yang baik, orang yang cukup tegas," lanjutnya.
Baca juga: Perjuangan Verawaty Fajrin Hadapi Kanker Ganas di Paru-paru, Imelda Wigoena: Kritis Sejak Malam
Baca juga: Verawaty Fajrin Akan Dimakamkan di Tanah Kusir Siang Ini, Berikut Deretan Prestasi Sang Legenda
Diketahui, Verawaty pernah menjadi tim pelatih bagi para atlet di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur.
Selama di pelatnas, Herry IP tentu mengenal sosok almarhumah. Ia merasa kehilangan atas meninggalnya Verawaty.
"Kalau pengalaman saya sama Kak Vera, dulu Kak Vera pernah melatih juga ya di PBSI. Waktu itu saya lupa tahun berapa, di tunggal putri. Banyaklah kenangan manisbsaya dengan Kak Vera, waktu sama-sama jadi pelatih," kata Herry IP.
"Terutama waktu itu kalau saya tidak salah (tahun) 2001 Kejuaraan Dunia di Sheffield, kita satu naungan, pelatih PBSI, banyak cerita, kenangan yang manis, dan lucu lah sama kak vera, karena dia kan senior saya juga," tambahnya.
Baca juga: Perjuangan Verawaty Fajrin Hadapi Kanker Ganas di Paru-paru, Imelda Wigoena: Kritis Sejak Malam
Selain itu, legenda hidup bulutangkis Indonesia, Candra Wijaya pun turut berduka cita atas meninggalnya Verawaty.
Candra mengingat momen yang luar biasa bagi dirinya kala pernah diundang untuk bermain bulu tangkis bersama.
Selain itu, peraih emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan juga pernah memberi penghargaan kepada Verawaty.
"Tentu saya juga turut merasa kehilangan dan duka sedalam-dalamnya. Terlebih lagi pada 2018, kami sebagai insan bulu tangkis yang juga sudah 10 kali ya membuat kejuaraan bulu tangkis juga," ujar Candra.
"Terakhir saya memberi penghargaan juga untuk almarhum untuk Kak Vera. Ini juga menjadi suatu momen luar biasa karena beliau adalah pejuang, pahlawan, atlet bulu tangkis yang sudah banyak sekali mengharumkan nama bangsa," lanjutnya.
Ia berharap semangat Verawaty dapat menjadi contoh bagi pebulu tangkis Indonesia lainnya, khusunya di sektor putri.
"Semangat beliau yang luar biasa adalah dedikasi dan mentor dia yang sangat kuat.
yang mungkin sangat perlu atau layak patut dicontoh untuk kita semua apalagi untuk tunggal putri, ganda putri kita," kata Candra.
Seperti diketahui, Verawaty Fajrin meninggal dunia pada Minggu (21/11/2021) sekira pukul 06.58 WIB.
Verawaty meninggal di Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais, Jakarta, pada usia 64 tahun.
Sebelumnya, ia sempat menjalani perawatan lantaran menderita sakit kanker paru-paru.
Hingga akhir hayatnya, Vera meninggalkan suami, Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.
Semasa masih aktif di dunia bulutangkis, wanita kelahiran 1 Oktober 1957 ini memilki segudang prestasi, baik di nomor tunggal maupun ganda.
Dia bertarung di tiga nomor kategori, seperti tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran.
Prestasi yang paling diingat adalah keberhasilannya merebut 12 medali emas SEA Games sepanjang kariernya. (M31)