Miliki Jiwa Sosial Tinggi, Hero Tito Gemar Berbagi Sembako seusai Menang Tanding
Keluarga mendiang Hero Tito menceritakan bagaimana sang mendiang miliki jiwa sosial tinggi lewat membagikan sembako kepada tetangga usai menang tinju.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Meninggalnya Hero Tito jelas menjadi kabar duka bagi dunia tinju Indonesia.
Petinju asal Malang, Jawa Timur ini wafat pada, Kamis (3/3/2022) usai menjalani perawatan intensif di salah rumah sakit yang berada di Jakarta.
Kenangan akan sosok pemilik nama Heru Purwanto ini pun kembali menguat. Termasuk dari Fadli.
Fadli merupakan mertua dari kakak kandung Hero Tito.
Baca juga: Sosok Hero Tito, Petinju Asal Malang yang Meninggal Dunia, Memulai Karier di Usia 12 Tahun
Baca juga: Sosok Hero Tito di Mata sang Pelatih: Selevel Daud Yordan dan Petinju Sarat Talenta
Dia mengatakan bahwa pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian Hero Tito.
"Keluarga ikhlas, kematian adalah takdir. Semoga mas Heru tenang di sisi Gusti Allah," ujar Fadli, seperti yang dikutip dari Surya Malang.
Di mata Fadli, Hero merupakan pemuda yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Hal itu terbukti setiap kali memenangkan pertandingan, Hero membagikan sembako kepada tetangganya.
"Setiap menang selalu bagi bagi sembako kepada tetangga. Mas Heru (nama asli Hero) jiwa sosialnya tinggi."
"Keluarga ikhlas, kematian adalah takdir. Semoga mas Heru tenang di sisi Gusti Allah," ujar Fadli.
Tak hanya dikenal sebagai petinju yang sarat talenta, Hero juga dinilai sebagai sosok penyayang keluarga.
"Almarhum juga sangat sayang kepada keluarga dan ibunya," kenang Fadli.
Fadli ternyata memiliki keinginan yang belum bisa terwujud.
Usut punya usut, sang mendiang memiliki tekad untuk memajukan olahraga tinju di desanya, Banjarejo.
"Mas Heru ingin ngelatih tinju di sini usai pensiun. Ya itu memang kemauan almarhum," terangnya menambahkan.
Sederet prestasi telah diraih oleh petinju dengan julukan The Lion Tito.
Pada 2016 Hero menjadi juara divisi kelas ringan WPBF International (World Profesional Boxing Federation) dalam Kejuaraan Dunia Sabuk Emas Xanana di Timor Leste.
Adapun pertandingan Hero melawan James Mokoginta sejatinya merupakan duel ulang.
Sementara di tingkat nasional Hero sudah empat kali tercatat sebagai juara nasional di kelas bulu maupun kelas ringan.
Pada tahun 2012 dan 2013, Hero berhasil menjadi juara nasional dua kali berturut-turut di kelas bulu (57,1 kg).
Pada 2016 dan 2017, petinju berusia 35 tahun itu kembali menjadi juara nasional, namun di kelas yang berbeda yaitu kelas ringan junior (58,9 kg).
(Tribunnews.com/Giri)(Surya Malang/Mohammad Erwin)