Alasan Jakarta Tak Jadi Tuan Rumah Proliga 2023: Peminat Banyak, Tempatnya Tak Memungkinkan
Direktur Utama Proliga, Hanny S. Surkatty, membeberkan alasan mengapa Proliga tidak dilangsungkan di Jakarta.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompetisi bola voli tertinggi di Indonesia akan segera bergulir dalam waktu dekat.
Kompetsisi voli Proliga akan kembali berlangsung mulai 5 Januari hingga 19 Maret 2023.
Ajang tersebut kini diikuti oleh 14 tim yang terdiri dari delapan tim putra dan enam putri, yang siap bertarung untuk meraih gelar juara.
Dari 14 tim tersebut, setidaknya ada sembilan tim yang berasal dari DKI Jakarta. Kendati demikian, Proliga 2023 tak akan diputar di ibukota negara.
Direktur Utama Proliga, Hanny S. Surkatty, membeberkan alasan mengapa Proliga tidak dilangsungkan di Jakarta.
Alasan yang ia beberkan rupanyan bukan bersumber dari minimnya peminat voli di ibukota, justru, Hanny menyebut, banyak peminat yang datang apabila ajang itu digelar di Jakarta.
"Proliga ini sudah dibilang 5-6 tahun di Jakarta. Kenapa? Karena pertama saya yakin peminatnya banyak," ujar Hanny dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (30/12/2022).
"Pasti (penonton) akan membludak, tapi kondisi tempatnya yang tidak memungkinkan," lanjutnya.
Proliga sendiri akan berlangsung di delapan kota, yaitu Bandung, Purwokerto, Palembang, Gresik, Malang, Semarang, Solo, dan berakhir di Yogyakarta.
Pertandingan akan dimulai di GOR Jalak Harupat Bandung, hingga berakhir di GOR Amongrogo, DI Yogyakarta.
"Setiap di daerah seperti Jogja, Bandung dll, itu yang namanya untuk olahraga GOR-nya, fasilitas dikasih harganya sangat bagus, memadai untuk tuan rumah ada profit," ucap Hanny.
"Tapi di Jakarta, harganya sangat mahal, kapasitas sedikit dan itu yang menyebabkan penyelenggara akan rugi," lanjutnya.
Menurut Hanny, hal-hal yang menyangkut komersialitas-lah yang menjadi penghambat jika Proliga digelar di Jakarta.