The Daddies Memang Luar Biasa, Legenda Ganda Putra China Sampai Geleng-geleng Kepala
Ketika lawan lebih muda dan cepat, Ahsan dan Hendra mampu mengatur posisi dan ritme untuk memaksimalkan sisa tenaga yang mereka miliki.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
The Daddies Memang Luar Biasa, Legenda Ganda Putra China Sampai Geleng-geleng Kepala
TRIBUNNEWS.COM - Aksi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pada All England 2023 kembali menuai decak kagum dari publik bulu tangkis Internasional.
Pencapaian tinggi ganda putra dnegan julukan The Daddies itu sampai-sampai membuat legenda bulu tangkis China, Cai Yun, geleng-geleng kepala seolah tak percaya.
Ahsan/Hendra mungkin tidak mengakhiri saga mereka di All England Open 2023 dengan happy ending atau akhir yang bahagia.
Baca juga: Sorotan The Daddies Tembus Final All England 2023: Ko Jeng Ukir Rekor Istimewa dalam 22 Tahun
Pasangan berjuluk The Daddies kembali harus puas jadi runner-up di turnamen bulu tangkis paling bergengsi ini.
Ambisi Ahsan/Hendra mengejar gelar ketiga di All England berakhir anti-klimaks saat berhadapan dengan rekan senegara, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, di final.
Pasangan veteran itu hampir tidak bisa menyelesaikan laga karena cederanya Ahsan.
Namun, pertandingan di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Minggu (19/3/2023), tetap mereka tuntaskan walau kalah 17-21, 14-21.
Kendati demikian, terselip sederet fakta menarik yang mengiringi kesuksesan Ahsan/Hendra kembali memijak final turnamen prestisius sekelas All England.
Pertama adalah karena final kemarin adalah final back-to-back Ahsan/Hendra setelah tahun lalu juga menjadi runner-up.
Yang kedua, adalah dari segi faktor usia mereka.
Baca juga: Berlangsung, Link Live Streaming Swiss Open 2023: Chico Aura Lawan Raja Bulutangkis Viktor Axelsen
Ahsan (35 tahun) dan Hendra (38) jelas tidak lagi bisa dibilang sebagai atlet muda ganda putra.
Bahkan rata-rata lawan Juara Dunia tiga kali itu di peta persaingan ganda putra saat ini berusia hampir separuh lebih muda.
Tetapi dari fakta inilah, Ahsan/Hendra justru semakin menarik perhatian. Di saat usianya sudah tak muda lagi, kualitas mereka tetap terjaga.
Adalah Cai Yun yang kembali terpana melihat duet The Daddies.
Sebagai informasi, Cai Yun pernah merasakan rivalitas dengan Ahsan dan Hendra saat tampil bersama Fu Hai Feng.
Mantan pasangan nomor satu ini menjadi lawan Hendra dan Markis Kido pada final Olimpiade Beijing 2008 di mana medali emas jatuh ke Indonesia.
"Entah sudah berapa kali saya memuji Hendra," kata Cai Yun dikutip BolaSport.com dari Aiyuke.
"Dari segi kebugaran dan kekuatan fisik, pemain berusia 38 tahun itu mungkin paling bawah dalam daftar."
"Akan tetapi nyatanya dia masih bisa bersaing hingga final bersama Ahsan," imbuh juara All England dua kali tersebut.
Baca juga: Meski Kalah di Final All England, Ahsan/Hendra Senang Bisa Teror Pemain Muda
Satu hal yang paling membuat Cai Yun kagum pada Ahsan/Hendra adalah kemampuan mereka dalam menutupi kekurangan dalam aspek fisik ini.
Ketika lawan lebih muda dan cepat, Ahsan dan Hendra mampu mengatur posisi dan ritme untuk memaksimalkan sisa tenaga yang mereka miliki.
Placing dan dropshot halus menjadi teknik istimewa Hendra yang sering membuat lawan sampai jatuh.
Smes Ahsan dari garis belakang pun masih ampuh dalam menghujam pertahanan lawan.
"Bahkan jika terlihat kelelahan, Hendra masih bisa menggunakan kendali ritme untuk berada di posisi dan waktu yang tepat serta memukul koknya dengan cara yang paling pas," jelas Cai.
Masih eksisnya Ahsan dan Hendra di peta persaingan ganda putra juga disebut Cai Yun bisa menjadi pelajaran berharga bagi para pemain muda.
"Banyak pemain muda yang mengaku bermasalah dengan fisik mereka, tapi saya yakin mereka sebenarnya memiliki kebugaran fisik yang jauh lebih baik daripada Hendra," ujarnya.
"Kalau Hendra saja bisa menyesuaikan, maka para pemain muda ini harusnya juga bisa belajar," imbuhnya. (Nestri Y/BolaSport)