Penyebab Safira Dwi Meilani Gagal Raih Emas Meski Menang Telak, Keputusan Wasit Tuai Kontroversi
Atlet pencak silat asal Indonesia, Safira Dwi Meilani harus pulang dengan kepala tegak setelah merelakan medali emas yang hampir ia dapatkan.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Atlet pencak silat asal Indonesia, Safira Dwi Meilani harus pulang dengan kepala tegak setelah merelakan medali emas yang hampir ia dapatkan.
Ya, juara pencak silat dunia 2022 ini tinggal selangkah lagi membawa medali emas setelah menang telak saat melawan wakil Vietnam di partai final di kelas B.
Safira unggul dengan poin 61-43 saat pertandingan berjalan kurang 18 detik.
Sayangnya wasit menghentikan pertandingan dan memenangkan wakil Vietnam sebagai juaranya.
Tangis kekecewaan terlihat di wajah Safira saat wasit mengeluarkan keputusan tersebut.
Bahkan ia sempat terduduk lesu di tepi lapangan saat wasit tak mengubah keputusannya.
Baca juga: Update Klasemen Medali SEA Games 2023: Kumpulkan 29 Emas, Indonesia Naik Satu Peringkat
Dikutip dari YouTube RAJA Silat, momen kekecewaan Safira nampak jelas.
Safira dinilai berbalik badan dan berteriak kesakitan setelah serangan lawan.
Wasit lalu memutuskan Safira tak bisa melanjutkan pertandingan, dan permainan berakhir meski laga hanya menyisakan 18 detik lagi.
Keputusan wasit telah bulat, Safira harus relakan medali emas dan ikhlas membawa medali perak dari ajang dua tahunan Asia Tenggara ini.
Postingan @kemenpora di Instagram pun tuai sorotan.
Deretan komentar yang tak terima dengan keputusan wasit menumpahkan kekecewaan mereka di kolom komentar.
"Anjir 18 detik lagi ,, itu kenapaaaa ???? Skornya jauh unggul shafira , wasit."
"Ada penjelasannya nggak kenapa di diskualifikasi padahal unggul jauh waktunya juga cuman 18 detik lg ?"
"Point unggul jauh dinyatakan disc krna tangannya cedera padahal set akhir tggal 18 detik lg..why?? Knp ga protes ? Apa mmng dr team indo yg mnta mundur? Sayang bnget, kesal banget.."
"apasii pdhl udh unggul jauh loo gajelas bgt wasitnya, masa gada teguran tiba² didiskualifikasi."
"Misal pemain udah pingsan atau ngajuin mundur tuh baru di anggap mundur... lah ini masih mau tanding kok".
Baca juga: Ketegaran Fahry Septian di SEA Games 2023, Tampil Apik di Timnas Voli di Tengah Kabar Duka
Safira Dwi Meilani merupakan atlet pencak silat berkebangsaan Indonesia yang lahir pada 18 Mei 2000 di kota Kudus
Safira menjadi unggulan mendapatkan medali emas di ajang SEA Games 2023.
Pasalnya ia membawa modal berharga setelah menjuarai World Pencak Silat Championship 2022 lalu.
Sayangnya harapan Safira untuk membawa pulang medali emas harus pupus karena keputusan wasit.
Keputusan Berubah
Atlet Indonsia, Safira Dwi Meilani sempat menangis kecewa atas keputusan wasit yang memberikan kemenangan pada wakil Vietnam Nguyen Hoang Hong An.
Keputusan tersebut diambil bahkan saat pertandingan menyisakan 18 detik lagi.
Meski sempat protes, Safira tetap harus menerima keputusan wasit.
Namun pihak kontingan Indonesia tak bisa berdiam saja.
Tak butuh waktu lama, akun resmi Kemenpora meng-update perolehan medali Safira berubah menjadi kepingan emas.
Kemenpora mengaku hasil tersebut didapat setelah pihak Safira mengajukan banding.
Dengan demikian, Safira sukses menyumbangkan emas ke-33 bagi Indonesia.
"EMAS KE-33 UNTUK INDONESIA!
Setelah melakukan banding, hasil pertandingan diputuskan bahwa Safira Dwi Meilani berhak menjadi pemenang pertandingan final cabang olahraga Pencak Silat di nomor Women's Tanding Class B."
"Keputusan itu berdasarkan keunggulan telak atas wakil Vietnam dengan skor 61-43 dengan sisa waktu 18 detik.
Selamat Safira!
#Kemenpora
#PemudaMajuOlahragaJaya
#SEAGames32
#AyoIndonesia
#IndonesiaJuara," cuit akun Twitter @KEMENPORA_RI pada Rabu (10/5/2023) jam 17.30 WIB.
"Jalannya laga sangat sulit, saya masih punya mentalitas pada awal permainan, namun setelahnya banyak kehilangan poin," ujar Nguyen Hoang Hong An dilansir Soha sebelum upaya banding Safira.
"Saya bahkan sempat tidak tahu caranya mengalahkan lawan, lawan terlalu cepat dan pintar,"
"Saya juga tidak berpikir bisa memenangkan pertandingan, tapi berkat serangan terakhir itulah saya menang,"
"Tapi sebenarnya, saya sadar bahwa saya sejatinya tetap tidak bisa memenangkan medali emas pertama dengan cara demikian,"
"Tapi ketika lawan berteriak itu tandanya ia menyerah, dan sayapun berhak medali emas," tukasnya.
(Tribunnews.com/ Siti N/ Dwi Setiawan)