TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) resmi memperpanjang larangan penggunaan spin servis hingga Olimpiade Paris 2024 Paris mendatang.

Kepastian tersebut diketahui dari informasi yang diumumkan BWF melalui situs resminya, Selasa (30/5/2023).

Sebelumnya, BWF telah mengeluarkan larangan spin servis pada 12 Mei 2023 lalu.

Dalam pengumuman resminya pada tanggal 12 Mei tersebut, BWF melarang penggunaan spin servis sampai 29 Mei 2023.

Namun dengan penuh pertimbangan, BWF akhirnya memutuskan untuk memperpanjang larangan spin servis hingga Olimpiade Paris 2024 Paris.

“Larangan spin serve diperpanjang hingga setelah Olimpiade 2024,” tulis BWF.

Baca juga: Update Ranking BWF 2023: Christian Adinata Naik 20 Tingkat, Ganda Campuran Indonesia Absen di Top 10

Lantas, apa alasan BWF di balik perpanjangan larangan spin servis?

Dikutip dari situs resminya, BWF memutuskan untuk memperpanjang larangan spin serve sampai Olimpiade 2024 setelah mengadakan pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia.

BWF memutuskan untuk memperpanjang larangan spin serve dengan hati-hati dan penuh pertimbangan.

Setelah berkonsultasi dengan komunitas bulu tangkis, BWF menyimpulkan jika keputusan untuk memperpanjang larangan servis adalah yang terbaik.

Keputusan tersebut diambil agar tidak mempengaruhi periode kualifikasi Olimpiade dan Paralimpiade bagi sang atlet.

Sebagaimana diketahui, BWF telah menetapkan periode 1 Mei 2023 hingga 8 April 2024 sebagai masa perhitungan poin kualifikasi Olimpiade dan Paralimpiade 2024 di Paris.

Baca juga: Jadwal Badminton Thailand Open 2023: 5 Wakil Indonesia Memulai Babak Kualifikasi, Live BWF TV

Apa Itu Spin Servis?

Spin servis adalah metode servis yang dilakukan pemain dengan memelintir shuttlecok sebelum melakukan pukulan.

Dengan metode spin servis, shuttlecock diharapkan berputar dengan tidak teratur hingga pada akhirnya sulit dikembalikan oleh lawan. 

Dikutip dari TribunKaltim, teknik spin servis berawal dari Polish Open 2023 yang dipopulerkan oleh ganda Jerman, Rasmus Espersen/Marcus Rindshoj.

Namun, ada juga yang menyebut bahwa spin servis pertama dilakukan oleh pemain putra Korea Selatan, Choi Sol-gyu.

Dinggap merugikan lawan, teknik ini pun mengundang sorotan dari pemain.

Bahkan, Poul-Erik Hoyer selaku Presiden BWF pun langsung turun tangan.

"Kami menerima sejumlah masukan dari komunitas bulu tangkis, termasuk Komite Atlet BWF, bahwa servis spin ini bisa memberikan dampak buruk kepada olahraga ini," ujar Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer.

"Servis ini juga telah diamati secara internal dan ditemukan banyak karakteristik yang mirip dengan servis Sidek, yang tidak diperbolehkan."

(Tribunnews.com/Isnaini) (TribunKaltim.com/Amalia Husnul Arofiati)