Protes Warga Lokal soal Wacana WSBK Bakal Dicoret dari Sirkuit Mandalika Akibat Timbunan Utang
Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut, Lombok, Anom, memprotes keras wacana adanya penghapusan WSBK dari Sirkuit Lombok karena timbunan utang.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Wacana penghapusan event balap World Superbike (WSBK) dari Sirkuit Mandalika menghadirkan protes keras dari warga lokal di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Belum lama ini, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menyebutkan bahwa gelaran World Superbike (WSBK) malah menyebabkan kerugian. Sehingga, WSBK disarankan untuk dihapus saja dari Sirkuit Mandalika.
Untuk diketahui, InJourney memiliki anak perusahaan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Baca juga: Proyek Sirkuit Mandalika Pikul Utang Triliunan Rupiah, Erick Thohir: MotoGP Coba Dipertahankan
Perusahaan tersebut dipercaya untuk membangun Pertamina Mandalika International Circuit.
Bahkan kabarnya proyek pembangunan Sirkuit Mandalika meninggalkan utang mencapai Rp 4,6 triliun.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria sebelumnya mengatakan, kerugian terbesar yang dialami sebenarnya berasal dari WSBK. Nilainya bahkan bisa mencapai Rp 100 miliar.
Sedangkan untuk MotoGP, biaya operasionalnya tertutup. Tapi, menurut penghitungan yang dilakukan oleh InJourney, kerugiannya mencapai Rp 50 miliar.
Ini yang kemudian menimbulkan gonjang-ganjing isu penghapusan WSBK dari Sirkuit Mandalika dimunculkan.
Berbagai kalangan buka suara, termasuk warga lokal Lombok yang tak menerima jika benar ajang balap WSBK nantinya dicoret dari kalender event Sirkuit Mandalika.
Salah satunya yang memberikan komentar ialah Sri Anom Putra Sanjaya. Pria yang juga sebagai ketua Karang taruna Kecamatan Pujut ini bereaksi keras atas iden untuk menghapus WSBK dari Lombok.
"Janji tersebut katanya event akan diupayakan bahkan ada setiap bulan sehingga sirkuit ramai dan kebutuhan terhadap penginapan, tenaga kerja, dan lain sebagainya juga akan tetap dan tidak seperti musiman. Jadi tidak mesti hanya MotoGP dan WSBK saja wacananya dulu," kata Anom, dikutip dari TribunLombok.
Terlebih lagi menurut Anom, apa yang dijanjikan pada awal pembangunan Sirkuit Mandalika, tak terealisasi hingga skearang.
Warga Lombok sempat dijanjikan oleh pengembang akan adanya berbagai event kelas Nasional hingga Internasional di setiap bulannya di Sirkuit Mandalika. tentunya selain ajang balap WSBK dan MotoGP.
Anom merasa jika dirinya dan warga Lombok merasa di prank.
Alih-alih ada penambahan event di Sirkuit Mandalika, namun ini justru bakal dikurangi. Bahkan skalanya yang bersifat Internasional, di mana dampak kepada perekonomian terhadap masyarakat lokal jelas terasa.
Anom dengan tegas menjawab, lebih baik penyelenggaraan WSBK diberikan kepada Pemda NTB untuk dikelola ketimbang dihapuskan dari kalender Sirkuit Mandalika.
"Injourney ini dengan kekuatan yang ada di dunia pariwisata dan jejaring seharusnya mampu berinovasi menggerakkan sponsor dan berupaya maksimal. Jangan sampai malah, nanti KEK Mandalika ini malah dipandang sebelah mata," beber Anom yang juga ketua karang Taruna Kecamatan Pujut ini.
Jika tidak, menurutnya ada peluang jika WSBK dihapus, maka gelaran MotoGP juga akan mengikuti. Ini yang kemudian menjadi polemik.
Menurutnya, tidak masalah jika WSBK dan MotoGP dihapus sepenuhnya dari Mandalika, namun ada syaratnya. Anom meminta kepengurusan Sirkuit Mandalika, termasuk otoritasnya diberikan kepada NTB saja.
Pemuda dan warga sendiri siap bila diberi beban mengelola event di Sirkuit Mandalika bersama dengan pemerintah daerah di NTB.
Respons Gubernur NTB
Ramainya wacana penghapusan WSBK dari Sirkuit Mandalika membuat Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah angkat bicara.
Dengan pedas orang nomor satu di NTB ini memberikan komentar menohok.
Menurutnya tidak ada event sekalipun, bahkan berskala Internasional yang langsung memberikan untung di awal penyelenggaraannya.
"Memang untuk penentuan eventnya, awal-awal pasti rugi. Tidak ada event yang baru diselenggarakan langsung untung, kalau bisa duduk kembali, dan jangan jadikan ini kaya beban gitu," ujar Zulkieflimansyah, dikutip dari TribunLombok.
Pria yang akrab disapa Bung Zul ini meminta untuk tak memandang untung dan rugi saja soal penyelenggaraan WSBK dan MotoGP.
Melainkan dampak positif yang diberikan kepada masyarakat, khususnya bagi warga NTB.
"Penyelenggaraan event mau MXGP, MotoGP WSBK pasti rugi. Tapi Hotel Aruna untung, yang lain-lain untung," kata Zulkieflimansyah.
Zulkieflimansyah tak berhenti sampai di situ untuk menyindir par otoritas Sirkuit Mandalika.
Dia secara terang-terangan meminta hak penuh soal Sirkuit Mandalika agar Pemda NTB yang mengurus keberlangsungan balapan MotoGP dan WSBK.
"Mereka itu kadang-kadang, hari sebelum (event) saja tidak ada gairah. Coba diserahkan ke Pemda itu, mestinya kita bisa. Makanya kita ingin mengadakan MXGP ini untuk membuktikan kita pun bisa, gitu," ungkap Bang Zul.
"MGPA dan ITDC kesannya kalau bisa jangan hanya WSBK, MotoGP juga ga usah mereka. Supaya mereka konsentrasi di Bali saja yang uangnya lebih banyak, kan begitu logikanya," celetuknya.
Hingga kini, agenda MotoGP 2023 yang akan berlangsung di Mandalika pada 15 Oktober masih sesuai dengan kalendar Dorna.
(Tribunnews.com/Giri)(TribunLombok/Sinto, Jimmy Sucipto)