Cerita Dokter RSUD NTB Tangani Cedera Marc Marquez, Tak Berani Aji Mumpung Minta Foto
Cerita dua dokter RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang jaga profesionalitas tak berani minta foto ketika menangani Marc Marquez yang cedera.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan highside yang menimpa Marc Marquez pada balapan MotoGP Mandalika 2022 meninggalkan banyak kisah.
Termasuk datang dari dua dokter RSUD Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) yang menangani Marc Marquez selepas mengalami kecelakaan highside.
Kedua dokter RSUD Provinsi TB itu ialah dr. Eko Widya Nugroho, Sp. EM dan dr. Mohammad Rakhmad Abadi, Sp. KO.
Kedua dokter berlisensi FIM tersebut tergabung di NTB Med'X yang sengaja dipersiapkan untuk terjun di event balap Internasional seperti halnya MotoGP dan World Superbike (WSBK).
Baca juga: Bursa Transfer Pembalap MotoGP: Bezzecchi Bertahan di Tim Valentino Rossi, Morbidelli Kemana?
Dokter Eko Widya Nugroho menceritakan bagaimana perasaannya ketika bertemu dengan Marc Marquez dalam posisi dia tengah bertugas.
Dia menegaskan sebagai dokter, profesionalismenya wajib terjaga. Oleh karena itu dia tidak bisa memanfaatkan aji mumpung bertemu dengan pembalap juara dunia MotoGP enam kali itu.
"Waktu itu kami satu helikopter, wah itu jiwanya meronta-ronta," cerita dokter Eko, dikutip dari TribunLombok.
Sebagai penggemar MotoGP, dokter Eko jelas bergejolak keinginannya untuk mengabadikan momen bersua Marc Marquez melalui jepretan foto. Namun itu tidak bisa dilakukan.
"Tapi ya itu resiko kita di lapangan yang bertugas, kerahasiaan dari pada rider itu harus dijaga dan itu sangat rahasia," terang dokter Eko.
Eko tahu benar dirinya harus bertindak profesional sehingga tidak ada dokumentasi baik itu foto atau video tentang kondisi Marquez termasuk mengumumkannya ke media.
"Istri saya tanya kenapa tidak foto, ya balik lagi itu resiko kita sebagai petugas medis," ungkapnya.
Momen bertemu bintang dunia cukup disimpan dan dikenang di ingatan saja.
Di sisi lain, petugas medis berusaha menahan diri untuk tidak memberikan respons berlebih terhadap bintang dunia juga disebut cukup berat.
"Namun sebagai petugas medis mau Marquez, kru ataupun penonton, kalau sudah berurusan dengan medis derajatnya sama," tegas dokter Eko.
"tidak boleh aji mumpung," sambungnya.
Hal serupa juga ditambahkan oleh dokter Rakhmad Abadi. Selama dia mendampingi Marc Marquez menunggu hasil pemeriksaan, tidak berani mengambil foto,
"Waktu Marquez di medical center saya di samping Marquez itu menunggu hasil pemeriksaan dan tidak ada foto, karena memang tidak boleh."
Apabila sampai ada foto atau rekaman saat sedang menangani rider, maka itu sudah dipastikan tidak boleh bertugas menangani event balapan lagi.
Sebagai pengingat Marc Marquez jatuh di sesi warm up Pertamina Grand Prix of Indonesia. Ia terpelanting ke udara, dalam insiden yang lazim disebut kecelakaan highside
Insiden Marc Marquez itu terjadi di sesi pemanasan hari Minggu (20/3/22) ini. Dengan waktu tersisa tak sampai 2 menit, rider Repsol Honda itu jatuh di Turn 7.
Dalam insiden tersebut, Marc Marquez yang hendak menikung di Turn 7 kehilangan kendali motornya. Ia pun lantas terpelanting ke udara, sementara motornya sempat berputar cukup lama di udara.
Akibat kecelakaan tersebut, motor RC213V yang ditunggangi MM93 pun ringsek. The Baby Alien pun diputuskan absen pada balapan tersebut.
(Tribunnews.com/Giri)(TribunLombok/Laelatunni'am)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.