Badminton Indonesia Seret Prestasi, Tony Gunawan Kode Siap Bantu Fajar/Rian Cs
Badminton Indonesia seret prestasi dalam beberapa waktu terakhir, Tony Gunawan beri kode bakal latih Fajar/Rian cs.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Tak dipungkiri dalam beberapa waktu terakhir badminton Indonesia seret prestasi dalam turnamen-turnamen bergengsi.
Tony Gunawan yang merupakan legenda bulu tangkis Indonesia berikan kode bahwa dia siap latih Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan kolega.
Terlebih Tony sudah cukup akrab dengan Hendra Setiawan hingga sang pelatih Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat, tentu akan lebih memudahkan.
Kode dari Tony Gunawan diketahui lewat Instagram mantan pebulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi.
Baca juga: Sosok Tony Gunawan, Pelatih Hoki/Kobayashi yang Pernah Raih Medali Emas untuk Indonesia
Lewat positingannya, Arbi menerangkan bahwa Tony mengaku siap jika jasanya dibutuhkan untuk latih badminton Indonesia.
Berkat kiprah menawannya ketika masih menjadi atlet badminton, bikin Tony tampaknya cocok untuk menukangi badminton Indonesia yang terkesan lemes.
"Ngobrol banyak sama Tony Gunawan, dia siap kalau diminta jadi pelatih Indonesia," papar Arbi dalam caption Instagram, @hariyanto_arbi.
Sembari memuji keahliannya, Arbi menyinggung soal kiprah Tony yang sempat juara kala membela Amerika Serikat.
Menariknya, bersama pasangannya Howard Bach, kala itu Tony berhasil menyabet trofi Kejuaraan Dunia BWF 2005 silam.
Dari kacamata Arbi menilai bahwa itu bukanlah hal yang mudah bagi seorang pemain bisa jadi juara dunia dengan pasangannya yang bukan pemain elite.
Baca juga: Hasil Kejuaraan Dunia BWF Tak Bersahabat dengan Indonesia, Bukti Era Anyar PBSI Seret Prestasi
"Tony penalin istimewa, dia bisa membawa pemain Amerika, Howard Bach juara dunia tahun 2005."
"Saya tahu pasti nggak gampang jadi juara dunia yang pasangannya bukan pemain kelas pertama," tukasnya.
Menilik sosok Tony Gunawan, dia cukup dekat dengan beberapa pemain yang kini berada di lingkup Pelatnas PBSI.
Eks pemain ganda putra itu juga dengan dengan Hendra Setiawan.
Terpantau tiap Ahsan/Hendra bermain di sebuah turnamen dan melaju jauh, Tony selalu memberikan pujian.
Tak heran jika interaksi keduanya acapkali terlihat dalam media sosial Instagram.
Rapor Skuad Indonesia di BWF World Tour 2023
- Malaysia Open 2023: 1 Gelar
- India Open 2023: 0 Gelar
- Indonesia Masters 2023: 2 Gelar
- German Open 2023: 0 Gelar
- All England 2023: 1 Gelar
- Swiss Open 2023: 0 Gelar
- Spain Masters 2023: 1 Gelar
- Orleans Masters 2023: 0 Gelar
- Sudirman Cup 2023: 0 Gelar
- Malaysia Masters 2023: 0 Gelar
- Thailand Open 2023: 0 Gelar
- Singapore Open 2023: 1 Gelar
- Indonesia Open 2023: 0 Gelar
- Taipei Open 2023: 1 Gelar
- Canada Open 2023: 0 Gelar
- Korea Open 2023: 0 Gelar
- Japan Open 2023: 0 Gelar
- Australia Open 2023: 0 Gelar
- Kejuaraan Dunia BWF: 0 Gelar
- China Open 2023: 0 Gelar
*note: Canada Open 2023 hanya menurunkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
Sepak Terjang Tony Gunawan
Prestasi terbaik Tony Gunawan selama menjadi atlet Indonesia adalah meraih medali emas di Olimpiade Sydney 2000 silam.
Di mana tahun 2000 bersamaan dengan performa Tony Gunawan yang sedang melejit sebagaimana dikutip Kompas.com.
Tak heran jika di tahun itu pula dia sukses menyegel medali emas untuk merah putih.
Bersama pasangannya Candra Wijaya, Tony Gunawan berhasil mempersembahkan emas untuk Tanah Air.
Kendati begitu, Tony Gunawan justru memutuskan untuk mundur sebagai pemain bulu tangkis Nasional di tahun 2001.
Alasan Tony Gunawan memutuskan untuk mundur dari Pelatnas gegara urusan akademik.
Pria kelahiran Surabaya ini mengaku ingin melanjutkan pendidikannya demi kelangsungan hidup.
"Saya minta maaf kalau keputusan saya mengecewakan semua pencinta bulu tangkis Indonesia. Saya juga berterima kasih atas dukungan seluruh masyarakat selama ini," kata Tony dilansir Harian Kompas yang dikutip Kompas.com.
"Tahun depan usia saya juga sudah 27 tahun dan kalau keinginan sekolah ditunda nanti semuanya akan terlambat. Saya sudah bicara ke orang tua dan mereka juga mengerti dan sadar pendidikan itu penting."
Hijrah ke Amerika Serikat
Resmi mundur dari Pelatnas, ia melanjutkan pendidikannya di bidang pendidikan teknik komputer di Devry University, Pamona, California.
Di Negeri Paman Sam, Tony tak bisa jauh dari bulu tangkis.
Bahkan pada 2002 Asosiasi Bulu Tangkis Amerika Serikat (USAB) berminat untuk melamar Tony menjadi atlet Amerika Serikat (AS).
Keinginan itu diungkapkan oleh Sulistiyanto selalu Direktur Hubungan Luar Negeri PB PBSI.
"Presiden USAB Don Chew telah menulis surat kepada Pak Chairul (Chairul Tanjung, Ketua Umum PB PBSI), yang isinya meminta izin agar Tony bisa bermain atas nama AS," kata Sulistiyanto mengutip Harian Kompas edisi 2 April 2002.
Negosiasi Tony dan USAB berjalan lancar, dia akhirnya menjadi pemain dan atlet bulu tangkis AS.
Beragam prestasi di torehkan oleh Tony.
Sampai ada prestasi yang cukup fenomenal ketika dia dipasangkan dengan Howard Bach di tahun 2005 silam.
Uniknya, Tony/Bach mampu mengalahkan wakil Indonesia, Candra Wijaya/Sigit Budiarto.
(Tribunnews.com/Niken) (Kompas.com/Luqman Sulistiyawan)