Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Piala Telomoyo VII 2023: Semarak Darah Muda Gantolle

Piala Telomoyo VII 2023, pada 18-24 September di Gunung Telomoyo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, diikuti 58 pilot.

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Piala Telomoyo VII 2023: Semarak Darah Muda Gantolle
Fotografi: Tagor Siagian/Dok. Piala Telomoyo
Pilot Gantolle Aji Enoh (Banten) jelang mendarat di persawahan Desa Sraten, Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/9). Pada Ronde 2 Kejuaraan Internasional Gantolle Piala Telomoyo VII 2023, yang diikuti 58 pilot asal 9 provinsi, juga India dan Hong Kong. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kejuaraan internasional olahraga dirgantara Gantolle (Layang Gantung) Piala Telomoyo VII 2023, pada 18-24 September di Gunung Telomoyo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, diikuti 58 pilot.

Sebagai ajang yang khusus melombakan nomor Lintas Alam Terbatas (Race To Goal), 53 pilot asal 9 provinsi; Banten, DI Yogyakarta, DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantana Selatan dan Sumatera Barat, menjadikan Piala Telomoyo sebagai kesempatan mengukur kekuatan bakal lawan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh dan Sumatera Utara 2024. Sedaangkan peserta asal India (4 pilot) dan satu pilot Hong Kong, memenuhi ambisi mereka terbang di Indonesia serta berwisata olahraga dirgantara.

Diramaikan 14 Pilot Muda Hasil Regenerasi Beberapa Daerah

Selain pertarungan ketat yang lazim terjadi antara para pilot (atlit olahraga dirgantara) senior yang lolos mengikuti PON XXI, kehadiran 14 pilot muda hasil regenerasi beberapa daerah akan menyemarakkan kejuaraan kali ini.

Apalagi terdapat seorang pilot remaja putri binaan Jawa Timur. Meski tidak terdaftar sebagai peserta, Yuana Ramadhani, 18 tahun, asal Malang, siap menjajal Gunung Telomoyo (1894 m DPL) sebagai wind dummy, pilot uji coba kekuatan angin, sebelum para peserta lepas landas, demi menambah pengalaman, kepercayaan diri dan meningkatkan teknik terbangnya.

Dia jatuh cinta pada Gantolle setelah mengenalnya lewat kegiatan Saka Dirgantara, pramuka binaan TNI AU. Sejak mengikuti PON pertama kali pada 1981, Gantolle secara berkala memiliki pilot putri. Namun terputus memasuki abad 21.

Telomoyo yang sudah dijadikan lokasi Kejuaraan Nasional Gantolle 2004, dikenal sebagai tempat terbaik untuk terbang lintas alam di Indonesia. Kontur alamnya sangat menantang. Sedang kawasan pendaratan di persawahan kering Desa Sraten, Kecamatan Tuntang membangkitkan euforia tersendiri.

Bahkan pilot peringkat atas dunia, Primoz Gricar
(Jerman) memuji Telomoyo sebagai lokasi terbang luarbiasa dan harus lebih banyak dipromosikan guna menarik pilot dunia datang. Primoz sudah dua kali ikut Piala Telomoyo dan juara (2015 dan 2019).

Lintas Alam Terbatas

BERITA REKOMENDASI

Meskipun masih letih usai mengikuti Babak Penyisihan PON XXI di Lapangan Udara Detaesmen TNI AU Gorda, Serang, Banten, 7-13 September lalu, ditambah perjalanan darat menuju Telomoyo, beberapa daerah tak sabar ingin “memamerkan” hasil binaannya selama tahun ini. Jawa Barat dan Jawa Timur mngirim pilot pemula terbanyak, yakni 6 orang.

Sedangkan DKI Jaya dan Jawa Tengah, masing-masing 1 orang. Memang, para pemula yang tergabung dalam Kelas Sport C khusus mengikuti nomor Duration, Ketahanan Terbang.

Mereka tidak akan bertarung di nomor sama dengan para seniornya, yakni Race To Goal, Lintas Alam Terbatas. Namun, Duration adalah modal utama bagi mereka kelak mengikuti Lintas Alam Terbatas, dimana para pilot diharuskan terbang melintasi beberapa titik dalam waktu tercepat. Selama Piala Telomoyo, jarak tempuh rata-rata para peserta berkisar 70 km
tiap ronde dan akan berada diudara sekitar tiga jam.

Pada setiap ronde, tugas/task akan diubah titik-titiknya. Seluruh pilot terbagi kedalam tiga kelas; Kelas Terbuka (layangan satu lapis), Kelas Sport (layangan dua lapis) dan Kelas Sport C (Pemula). Sambil menunggu peserta mendarat, masyarakat Ambarawa, Salatiga hingga Semarang dapat menikmati panggung hiburan dan bazar UKM. Guna melibatkan generasi muda yang giat di media sosial, dilombakan tayangan mengenai Piala Telomoyo, kawasan Telomoyo dan gerai UKM di bazar.

Mengenai ketidakhadiran para pilot langganan Piala Telomoyo asal Australia, Jepang dan Korea Selatan, Direktur Komunikasi Piala Telomoyo, Tagor Siagian menjelaskan, “Mereka baru mengikuti Kejuaraan Dunia di Macedonia sehingga kondisi fisik mereka belum pulih. Tapi mereka selalu mengganggap Piala Telomoyo sebagai kejuaraan bergengsi di Asia.

Bahkan beberapa pelatih Jepang menjadikan Telomoyo sebagai ujian pilot-pilot muda mereka untuk mendapatkan Surat Izin Terbang.” Namun Tagor menyayangkan kebijakan status peralatan olahraga Gantolle sebagai kargo pesawat, karena biaya yang harus ditanggung pilot asing jadi membengkak ditambah tiket pesawat.

“Itu memberatkan banyak pilot mancanegara, karena tidak semua nyaman menggunakan layangan sewaan dari pilot Indonesia. Seharusnya, jika ingin memajukan olahraga petualangan negeri ini dan wisatanya, semua pihak terkait wajib saling kerjasama. Karena arah pengembangan ajang pesta olahraga dunia seperti Olimpuade, adalah olahraga petualangan dan seni budaya yang dianggap lebih menantang bagi anak muda dan lebih menarik sebagai tontonan," paparnya.

Festival Telomoyo

Sebagai wujud keinginan menjadikan kawasan Gunung Telomoyo sebagai lokasi lengkap pengembangan olahraga petualangan, sejak tahun lalu cikal bakal Festival Telomoyo berskala besar mulai bergulir. Tak hanya Gantolle yang dilombakan, tapi juga Paralayang.

Sedangkan tahun ini, lomba lari diikutsertakan. Menurut Ketua Dewan Pengawas Piala Telomoyo, Ersy Firman, “Kelak kita ingin gabungkan olahraga udara, darat dan air. Lomba sepeda gunung Down Hill sangat layak digelar di Telomoyo. Sedangkan Danau Rawapening bisa untuk olahraga air."

Jika cita-cita Ersy akhirnya terwujud, menjadi bukti nyata rencana kerja Presiden Joko Widodo, yaitu menjadikan Indonesia sebagai surga wisata olahraga sangat memungkinkan.

Ditengah wabah permainan komputer serta kegiatan ekstrakurikuler yang terbengkalai di banyak sekolah, demi melahirkan generasi muda yang sehat, mereka harus dikembalikan ke alam. Lahan potensil untuk olahraga alam terbentang luas di negeri ini, tinggal bagaimana kita bijak mengembangkan dan mengelolanya.

Niscaya demikian, kita akan menghasilkan atlit-atlit handal olahraga petualangan yang mampu bersaing ditingkat dunia dan tentunya mengharumkan nama bangsa. Banyak remaja dunia menjadikan olahraga petualangan sebagai mata pencaharian. Mengapa remaja Indonesia tidak bisa?

DKI Jaya Unggul

Hingga Ronde 3, Kamis (21/9), pilot DKI Jaya, Syamsul Falah masih unggul sementara di Kelas Terbuka. Pada Ronde 2 Rabu (20/9), ia berhasil menyalip raihan nilai Nasta’in (Jawa Timur) yang memimpin pada Ronde 1, Selasa (19/9).

Diperingkat kedua menempel ketat pilot Banten, Aji Enoh, dengan pilot tuanrumah Jawa Tengah, Susetiyoko di peringkat ketiga. Sedangkan peraih 3 medali emas PON XX Papua 2021, Ayat Supriatna (Jawa Barat) masih terkunci diperingkat 5.

Ronde 3 Kelas Sport pada Kamis siang dihentikan ditengah lomba dan dianggap batal, karena angin kencang yang berubah-ubah arah membuat penerbangan berbahaya. Hingga Ronde 2, pilot DKI Jaya, Fauzi Lukandi sementara memimpin perolehan nilai.

Diikuti pilot tuanrumah, Supardi dan Rafika Efendi (Sumatera Barat). India yang untuk pertama kalinya mengikuti Piala Telomoyo mulai unjuk gigi dengan menempatkan Sanjeev Kumar diurutan
keempat.

Peringkat 10 Besar Sementara Kelas Terbuka Piala Telomoyo VII 2023 hingga Ronde 3, Kamis (21/9):
1. Syamsul Falah (DKI Jaya) jumlah nilai 2617
2. Aji Enoh (Banten) 2538
3. Susetiyoko (Jawa Tengah) 2352
4. NSR Yalatif M. (Sumatera Barat) 2335
5. Ayat Supriatna (Jawa Barat) 2017
6. Zaky Arqam (Jawa Barat) 1991
7. Sulis Widodo (Jawa Tengah) 1733
8. Abdul Mustopa (Jawa Timur) 1715
9. Ridwan Zaelani (Jawa Barat) 1710
10. Nasta’in (Jawa Timur) 1385

Peringkat 10 Besar Sementara Kelas Sport Piala Telomoyo VII 2023 hingga Ronde 2, Rabu (20/9):

1. Fauzi Lukandi (DKI Jaya) jumlah nilai 841
2. Supardi (Jawa Tengah) 711
3. Rafika Efendi (Sumatera Barat) 688
4. Sanjeev Kumar (India) 640
5. Rochman Setyawan (Jawa Tengah) 587
6. Iyus Pratama (Jawa Barat) 578
7. Ilham Firmansyah (Kalimantan Selatan) 574
8. Irham Muh. Fava (Jawa Barat) 543
9. Dede Junaedi (Jawa Barat) 536
10. Ayas Yahya (Jawa Tengah) 528

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas