Herry IP Bongkar Masalah yang Ada di Sektor Ganda Campuran, Singgung Tiket Lolos Olimpiade 2024
Herry Iman Pierngadi atau Herry IP membongkar masalah yang ada di sektor ganda campuran Indonesia.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Herry Iman Pierngadi atau Herry IP membongkar masalah yang ada di sektor ganda campuran Indonesia.
Seperti diketahui, ganda campuran menjadi salah satu sektor yang paling disorot karena minimnya prestasti yang diraih.
Bahkan tidak ada pasangan Indonesia yang menemati peringkat 10 besar BWF. Masalah konsistensi menjadi kendala besar dari sektor ini.
Wakil-wakil ganda campuran Indonesia kerap mentok di babak pertama atau kedua ketika tampil di turnamen super 750 atau 1000.
Keperkasaan ganda campuran Indonesia baru terlihat di turnamen dengan level lebih kecil seperti super 500 atau 300 yang terkadang bisa sampai menembus semifinal seperti di Hylo Open 2023 yang berlangsung saat ini.
Dengan situasi yang ada saat ini, menjadi tantangan besar bagi sektor ini untuk bisa mengirim wakil di Olimpiade Paris 2024 nanti.
Baca juga: Semifinal Hylo Open 2023: Misi Terselubung Ganda Campuran Indonesia, Apriyani/Fadia di Atas Angin
Herry IP ditunjuk sebagai pelatih ganda campuran mulai September 2023. Namun ia masih jarang menemani di pinggir lapangan saat pemainnya berlaga.
Pelatih berjuluk Naga Api ini absen mendampingi tim Indonesia di tur Eropa, Denmark Open, French Open dan Hylo Open.
"Memang belum waktunya keluar-keluar dulu. Masih betapa dulu, latihan dulu, masih banyak yang perlu diperhatikan," kata Herry IP, dikutip dari Djarum Badminton.
"Saya masih butuh waktu, masih betapa dulu dan masih butuh waktu untuk merubah mereka," sambungnya.
Pelatih kelahiran Pangkal Pinang ini legawa jika hanya bisa mengirim satu wakil saja dari sektor ganda campuran di Olimpiade 2024 mendatang.
"Kalau untuk Olimpiade, kita harus terima seperti itu. Penginnya dua (wakil ganda campuran), tapi kalau memang cuma satu apa boleh buat. Itu realitanya. Karena kondisinya, (level) ganda campuran, kan, di bawah," kata dia.
Dikatakannya, masalah yang ada di ganda campuran saat ini cukup kompleks. Ada banyak hal yang perlu dibenahi, mulai dari pengiriman atlet ke pertandingan, latihan, hingga kualitas individu pemain.
"(Permasalahan pada ganda campuran) Kompleks, lah. Mulai dari pengiriman atlet ke pertandingan, latihan, kualitas individu pemain itu sendiri. Masih perlu banyak yang dibenahi, power-nya, fisiknya," Herry menjelaskan.
Baca juga: Herry IP Tepis Isu Latih Tim Bulutangkis China: Saya Tetap Merah-Putih, Asli!
Ia memperkirakan, paling lama, proses pembenahan butuh waktu selama dua tahun. Namun, jangka waktu tersebut dapat terpangkas jika para pemain mampu meningkatkan kualitas permainan mereka.
"Nomor satu tergantung kualitas pemainnya. Kalau kualitas pemain bagus, setahun bisa kelihatan. Artinya bagus memenuhi persayaratan dari teknik dan fisik."
"Tapi kalau masih bayk PR (pekerjaan rumah), bisa dua tahun lebih," ujar pria yang telah melatih skuad ganda putra sejak 1993 ini.
Pelatih 61 tahun ini berkaca pada pengalamannya saat menangani Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin serta sejumlah pemain yang satu angkatan dengan mereka.
Seiring kualitas permainan yang terus meningkat, dalam kurun waktu setahun, para pasangan pelapis pelatnas tersebut mampu bersaing dengan sejumlah ganda putra elite dunia.
"Leo/Daniel itu, kan, setahun baru kelihatan. Kalau prediksi saya, ganda putra petiknya (keberhasilan) tahun depan. Kalau sekarang babak belur, sih, nggak apa-apa," kata dia.
(Tribunnews.com/Tio)