Gampang Ngamuk, Quartararo Dibantu Pelatih Mental Agar Tetap Tenang saat Yamaha Terpuruk
Di tengah merosotnya performa Yamaha, Quartararo dibantu pelatih metal agar tak gampang ngamuk kepada mekanik tim pabrikan Jepang.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Fabio Quartararo menegaskan dirinya memang mudah marah dan kurang tenang dalam menanangi satu situasi tertentu.
Sang juara dunia MotoGP 2021 menerangkan telah mendapat bantuan dari pelatih mental demi mengontrol emosinya.
Cara itu dirasa ampuh bagi El Diablo - julukan Quartararo, terlebih ketika timnya Yamaha saat ini sedang terpuruk.
Sebagaimana dilansir Crash, Quartararo menuturkan bahwa dirinya telah dibantu oleh pelatih mental sejak menjuarai kejuaraan dunia MotoGP 2021.
Baca juga: Realisasi Transfer Pulangkan Marc Marquez di MotoGP 2025 Bukan Prioritas Repsol Honda
Sejak saat itu, dia merasa lebih bisa untuk tetap berpikir positif meskipun keadaan sedang tidak baik-baik saja.
Memang, rider asal Prancis itu mengaku kalau dirinya memang mudah marah sehingga pelatih mental sangat membantunya.
"Masalah saya adalah saya bisa menjadi sangat cepat marah karena segala hal. Apalagi dengan olahraga," jelas Quartararo.
"Ini banyak mengganggu saya dalam memberikan komentar kepada mekanik saya, dan bahkan dalam hidup agar lebih tenang."
Cara mengontrol emosi jadi satu hal yang tengah dipelajari oleh Quartararo sepanjang tahun 2023 ini.
Ditambah dengan merosotnya performa Honda, bikin Quartararo harus bersikap tenang agar bisa menyelesaikan kekacauan dengan pikiran yang positif.
"Ini adalah sesuatu yang harus saya pelajari dan memiliki pelatih mental adalah sesuatu yang benar-benar saya pelajari. Tahun ini saya selalu berusaha untuk tetap positif dalam situasi yang sulit," terangnya.
Pasalnya bagi Quartararo kondisi Yamaha saat ini memang berbanding terbalik jika menilik sekira 2-3 tahun terakhir.
Kompatriot Johann Zarco itu menuturkan bahwa dia sudah terbiasa dengan membidik kemenangan dan kejuaraan dunia.
Namun pada tahun 2023 ini, pembalap dengan nomor #20 itu hanya berjuang untuk finis 10 besar tanpa crash.
"Ketika Anda terbiasa berjuang untuk kejuaraan dan kemenangan, tetapi kemudian berjuang untuk sepuluh besar, pada dasarnya Anda bersikap positif sehingga Anda dapat meningkat dengan pengalaman dan berada di babak baru dalam karier Anda," papar runner-up MotoGP 2022.
Efek memblenya performa tim berlogo garpu tala itu seolah membuat Quartararo berpikir untuk pensiun.
Pikiran Quartararo untuk gantung helm terbesit sepanjang tahun 2023 ini saat dirinya tak lagi bisa bersaing dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP.
Rasanya tampak maklum mengingat dirinya cukup kesulitan untuk memperebutkan kemenangan di tiap seri balapan.
"Satu hal di mana saya akan belajar banyak ketika saya keluar dari sini (pensiun). Saya pikir di saat-saat sulit inilah Anda selalu belajar paling banyak," papar Quartararo.
"Ketika Anda menang, semuanya berjalan baik-baik saja. Namun saat ini Anda bertanya pada diri sendiri, harus tetap tenang dan mengatasi kesulitan," tukasnya.
Menilik performa Quartararo bersama Yamaha tahun 2023, dia tidak pernah naiuk podium tertinggi.
Namun, El Diablo berhasil mengoleksi tiga podium sepanjang tahun 2023 yang sulit bersama Yamaha.
Di akhir musim, Quartararo finis di urutan 10 dengan koleksi 151 poin dalam tabel klasemen MotoGP.
Melihat statistik yang kurang memuaskan, Quartararo telah memberikan ultimatum kepada Yamaha.
Andai tim pabrikan Jepang itu belum bisa membawanya kembali bersaing tahun 2024 nanti, Quartararo akan membelot ke tim lain.
(Tribunnews.com/Niken)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.