Program Kepemimpinan Pemuda Kemenpora Diyakini Bisa Naikkan IPP Secara Signifikan
Saat ini, IPP Indonesia tercatat sebesar 56,33%, masih di bawah target yang ditetapkan, yaitu 57,67%.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Program Kepemimpinan Pemuda Kemenpora Diyakini Bisa Naikkan IPP Secara Signifikan
Abdul Majid/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kinerja Pemerintah dengan menggelar Rakornas Kepemudaan di Kulon Progo, Yogyakarta mendapatkan apresiasi dari organisasi kepemudaan.
Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila menyebut target menaikkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) kepemimpinan bakal tercapai.
Bidang Kaderisasi Sapma Pemuda Pancasila Agung Gede Winanda menilai, langkah mengumpulkan lintas sektor seperti 28 Kementerian/Lembaga, 38 perwakilan Provinsi dan beberapa Kabupaten/Kota cukup serta organisasi kepemudaan (OKP) cukup positif.
Dia mengungkapkan pentingnya meningkatkan partisipasi generasi muda dalam organisasi kepemudaan untuk mencapai Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) yang lebih baik.
Saat ini, IPP Indonesia tercatat sebesar 56,33 persen, masih di bawah target yang ditetapkan, yaitu 57,67%.
“Untuk mencapai target tersebut, kita perlu lebih merangkul generasi muda, khususnya Gen Z, yang cenderung pasif dan menunggu kesempatan. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) harus menyediakan fasilitas yang dapat menarik perhatian mereka,” ujar Nanda di sela-sela rakor dan launching IPP Nasional di Yogyakarta, Rabu (7/8/2024).
Ia mencatat bahwa meski beberapa kerja sama lintas sektor sudah dimulai, masih banyak yang perlu dilakukan untuk melibatkan organisasi kepemudaan secara lebih luas.
“Kemenpora sudah mulai merangkul organisasi kepemudaan berbasis agama dan lintas kepemudaan, tetapi masih perlu meningkatkan keterlibatan mereka dalam program-program yang ada,” katanya.
Nanda juga menyoroti bahwa program seperti Collab Renders dan Club Berkawan dapat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk terlibat lebih aktif. Ia mencatat, “Gen Z lebih menyukai aktivitas yang menarik, seperti olahraga dan musik. Kita harus mengakomodir minat mereka agar mau berpartisipasi.”
Dalam pandangannya, degradasi minat generasi muda terhadap organisasi kepemudaan harus diatasi dengan mengubah cara pendekatan.
“Saat ini, banyak yang merasa tidak perlu berorganisasi karena informasi dapat diakses melalui media sosial. Kita perlu menunjukkan manfaat dari berorganisasi,” tambahnya.
Nanda optimis bahwa dalam setahun ke depan, terdapat peluang untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam organisasi hingga 10-30%. Ia berharap, dengan dukungan dari pejabat pemerintah seperti Wakil Presiden, organisasi-organisasi pemuda dapat berkembang dan lebih diakui.
“Wakil Presiden harus memberikan wadah dan dorongan bagi organisasi pemuda untuk berekspresi dan berkembang. Dengan dukungan moral dan material, kami yakin partisipasi pemuda dapat ditingkatkan,” tutup Agung.
Dengan upaya yang lebih terencana dan dukungan dari berbagai pihak, harapannya generasi muda Indonesia dapat lebih aktif dalam berorganisasi dan berkontribusi untuk masa depan bangsa.
Di sisi lain, Asdep Kepemimpinan Pemuda Kemenpora Andi Susanto menegaskan, salah satu capaian IPP Domain Kepemimpinan dan partisipasi memang masih rendah. Itu melecut pihaknya untuk jemput bola, mengajak daerah agar mengadopsi program yang dibuat oleh pihaknya.
Program yang digarap Asdep Kepemimpinan Deputi Pengembangan Pemuda, lanjut dia, ada tiga yang menjadi prioritas.
Mulai dari klub berkawan, Talenta Muda, sampai dengan Keluarga Muda Berdaya.
"Kami berharap daerah bisa mengadopsi program dari kami. Sehingga target meningkatkan IPP terutama domain kepemimpinan dan partisipasi, bisa tercapai maksimal," tegasnya.