Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Arti Kemenangan Tomoka Miyazaki atas Akane, Tongkat Estafet Tunggal Putri Jepang Diteruskan

Miyazaki mengalahkan seniornya sendiri, Akane Yamaguchi untuk mencapai final pertamanya di turnamen level super 1000.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Drajat Sugiri
zoom-in Arti Kemenangan Tomoka Miyazaki atas Akane, Tongkat Estafet Tunggal Putri Jepang Diteruskan
BWF
Pebulu tangkis muda asal Jepang, Tomoka Miyazaki ketika beraksi di BWF World Junior Championships 2022. - Tomoka Miyazaki memenangkan pertarungan atas seniornya sendiri Akane Yamaguchi di semifinal China Open 2024 dengan dua set langsung dengan skor 20-22, 15-2. 

TRIBUNNEWS.COM - Kemenangan Tomoka Miyazaki atas Akane Yamaguchi di semifinal China Open 2024 menandai tongkat estafet tunggal putri Jepang yang berjalan baik, Sabtu (21/9/2024).

Tomoka Miyazaki memenangkan pertarungan atas seniornya sendiri Akane Yamaguchi dengan dua set langsung dengan skor 20-22, 15-21.

Keberhasilan Tomoka Miyazaki mengalahkan Akane Yamaguchi dalam duel di Olympic Sports Center Gymnasium menjadi catatan bersejarah. 

Tomoka mengukuhkan diri sebagai tunggal putri termuda yang mencapai final Super 1000.

Di turnamen pekan lalu, pada Hong Kong Open 2024 Tomoka Miyazaki yang berusia 18 tahun ini menembus semifinal sebelum kemudian kalah dari Putri KW.

Kini di China Open 2024, di turnamen yang kelasnya lebih tinggi (super 1000), ia mampu memperbaiki penampilannya. 

Miyazaki mengalahkan seniornya sendiri, Akane Yamaguchi untuk mencapai final pertamanya di turnamen level super 1000.

BERITA TERKAIT

Untuk diketahui, China Open 2024 ini adalah turnamen super 1000 kedua bagi atlet berusia 18 tahun itu.

Sebelumya ia tampil di Indonesia Open 2024, namun kandas di babak 32 besar dari An Se Yeoung.

Duel antara Tomoka Miyazaki vs Akane Yamaguchi ini bisa menggambarkan duel untuk penyerahan tongkat estafet dari tunggal putri Jepang, dari kelas master ke magang.

Dikatakan demikian mengingat usia Tomoka yang relatif sangat muda untuk mencapai final kelas super 1000.

Sementara Akane merupakan pemain yang cukup senior dengan sederet gelar, termasuk juara dunia dua kali pada 2021 dan 2022.

Dengan kemenangan atas Akane ini juga berarti Tomoka Miyazaki telah mengalahkan empat mantan juara dunia yang masih aktif.

Sebelum Akane, juara dunia 2013 Ratchanok Intanon juga pernah dikalahlkan. Lalu juga juara Dunia 2017 Nozomi Okuhara serta Pusarla V. Sindhu pemilik titel juara dunia 2019 juga merasakan hal yang sama.

Akane sendiri cukup terkesan dengan penampilan juniornya itu. Ia mengaku cukup kewalahan dengan permainan Tomoka saat ini.

"Hari ini saya kesulitan meningkatkan tempo permainan padahal lawan saya sangat mengontrol ritme permainannya," ungkap Akane setelah pertandingan.

"Dia sangat sedikit melakukan kesalahan sendiri. Dia juga sangat berorientasi pada serangan hari ini, dan sangat agresif."

"Dia sangat luar biasa. Dia bermain di level yang melampaui usianya. Dia tetap sangat tenang, dan gerakannya sangat bagus," kata Akane dikutip dari laman BWF.

Baca juga: Kejutan Semifinal China Open 2024: Nihil Juara Bertahan, Peluang Kontingen Indonesia Berjaya

Disisi Tomoka, ia sendiri ingin menjadikan final Super 1000 ini sebagai tahap awal untuk mencapai prestasti yang lebih besar lagi.

"Target saya sebelum turnamen dimulai adalah mencapai perempat final. Jadi, saya sangat senang bisa memenangkan pertandingan kemarin dan pertandingan hari ini. Itu impian dan tujuan saya untuk bermain di final besok," kata Miyazaki.

"Di awal game kedua, lawan saya mengubah game plannya. Saya menyadarinya dan menyesuaikan rencana saya juga. Saya mampu mempertahankan performa saya hingga akhir pertandingan."

"Meskipun hari ini saya tidak bermain dengan kecepatan yang saya mampu, saya merasa bahwa saya bermain pada level yang wajar."

"Saya senang sekarang bisa bermain di final Super 1000. Dengan setiap kemenangan pertandingan, saya perlahan-lahan tumbuh dalam kepercayaan diri dan meningkatkan performa saya."

"Saya akan menganggap final besok sebagai tantangan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi," kata dia.

Di babak final, Miyazaki akan melawan unggulan ketiga sekaligus wakil tuan rumah Wang Zhi Yi.

Wang sebelumnya menghentikan terjadinya duel All Jepang final setelah mengalahkan Aya Ohori 21-15 21-18.

Memang dengan usianya yang masih muda 18 tahun, menjadi juara di level 1000 akan menjadi catatan bersejarah. Namun yang lebih penting lagi jelas bagaimana menjaga konsistensi setelahnya.

Apa yang dicatatkan Tomoka Miyazaki setidaknya juga harus membuat Tim Badminton Indonesia bersikap dengan bijak terkait bagaimana melanjutkan estafet tunggal putri setelah era Gregoria Mariska Tunjung. 

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas