Pro Kontra Radio Komunikasi di MotoGP 2025, Pecco Bagnaia Endus Potensi Bahaya
Pecco Bagnaia menjadi pembalap yang menolak penggunaan radio komunikasi di MotoGP 2025 karena adanya potensi bahaya yang dialami rider saat balapan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Ini bisa berbahaya, jadi saya akan mencobanya lagi jika sudah siap."
Dalam tes setelah Grand Prix San Marino, pembalap Italia itu berterus terang tentang kasus hipotesis bahwa penggunaan radio akan diberlakukan oleh peraturan.
"Saya pikir saya akan mendapatkan denda, seperti Michael Jordan, di setiap balapan, karena saya tidak akan menggunakan hal seperti itu," terang Pecco Bagnaia.
"Jordan didenda setiap pertandingan karena ia mengenakan sepatu merah (seharusnya berwarna putih).
"Saya telah mencoba sistem ini dan 'ini meremas tulang Anda' (terasa sakit): hanya dengan menghabiskan 30 detik dengan jari-jari Anda di atasnya (untuk mengaktifkannya), itu mulai terasa sakit, bayangkan 40 menit berkendara. Itu tidak masuk akal," komentar Bagnaia saat itu.
Teknologi ini dimaksudkan agar meningkatkan aspek keselamatan yang memungkinkan pimpinan balapan dapat berkomunikasi langsung dengan pembalap jika terjadi insiden di lintasan.
Ditegaskan bahwa teknologi ini akan dipakai bukan untuk memungkinkan tim berbicara dengan pembalapnya.
Saat ini, dengan semakin pesatnya teknologi berkembang, komunikasi radio tersebut sudah dapat dilakukan melalui pesan teks yang dapat dikirim ke dasbor motor oleh pengawas balapan dan tim.
Fungsinya macam-macam, dari informasi adanya insiden hingga memberitahukan jarak dengan rivalnya seperti yang lazim dilakukan petugas pit menggunakan pit board.
Dari sisi hiburan, Dorna tentu berharap bisa mendapatkan poin lebih bagi para penggemar MotoGP, penonton bisa menyimak komunikasi yang dilakukan tim kepada pembalapnya, persis seperti F1.
(Tribunnews.com/Giri)