Doktrin Rossi untuk Kalahkan Marc Marquez, Pecco Bagnaia bak Senjata Pelunas Dendam sang Guru
Valentino Rossi terus-menerus memberikan kiat dan tips untuk mengalahkan Marc Marquez di MotoGP 2025. Peringatkan agar tak kena jebakan MM93.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Legenda MotoGP Valentino Rossi tak berhenti untuk memberikan doktrin berupa peringatan kepada sang murid, Francesco 'Pecco' Bagnaia soal Marc Marquez di MotoGP 2025.
Valentino Rossi menegaskan bahwa Pecco Bagnaia harus lebih cerdas dari sebelumnya, untuk bisa mengalahkan Marc Marquez di MotoGP 2025.
Kecerdasan itu bukan hanya soal otak yang pintar, namun juga kecerdasan emosional untuk bisa meraih hasil maksimal di lintasan.
Menurut Rossi, faktor tersebut masih sulit dilakukan Bagnaia dan hal itu bisa menjadi titik lemah yang bisa dieksploitasi Marquez.

"Ada kalanya kau harus menang dan hari-hari ketika kau hanya harus membawa pulang poin," kata The Doctor, dikutip dari laman Motorsport-Total.
"Ia (Bagnaia) tak pernah melakukannya, karena kalau iya maka ia sudah meraih titel MotoGP ketiganya," jelas sang guru.
Lagi-lagi Bos VR46 Racing Team itu juga mengingatkan soal jebakan dan permainan pikiran yang gemar dilakukan musuh bebuyutannya itu.
"Jangan jatuh dalam jebakan, jangan biarkan dirimu terpengaruh permainan pikiran dan jangan biarkan dirimu diatur oleh rekan setimmu," jelasnya.
"Saat duel, bersenang-senang lah dan coba lakukan yang mustahil," tegas pria yang baru saja berulang tahun ke-46 tersebut.
Rossi juga menegaskan bahwa Bagnaia perlu meningkatkan perfomanya sekitar 5 persen saja untuk mengalahkan rekannya.
Baca juga: MotoGP 2025 - Murid Valentino Rossi Contek Data Marc Marquez demi Moncer di Race Perdana
Menurut ayah dua anak tersebut, muridnya bisa memanfaatkan rasa laparnya setelah kekalahan di MotoGP 2024 untuk bangkit di musim 2025.
Selain itu Rossi menilai rivalitas pembalap akan menimbulkan kebencian, namun lama kelamaan hal itu dapat dikesampingkan.
Namun ia tak menyebut nama Marc Marquez soal hal tersebut, menandakan bahwa ia masih belum melupakan permusuhannya sejak sedekade terakhir.
"Melaju melawan pembalap lain membawa kebencian yang sangat kuat. Tapi ketika kau mengesampingkan itu, akan ada rasa hormat dengan orang yang berbagi emosi dan tensi denganmu," ungkap Rossi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.