TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Disiplin (Komdis) LPI, Muhammad Sholeh mengatakan pihaknya akan segera memanggil Simon Quentieri, pemain Semarang United yang melakukan aksi pemukulan terhadap wasit Rudiyanto usai diganjar kartu merah saat pertandingan antara Bogor Raya FC melawan Semarang United beberapa waktu lalu.

Pemanggilan Simon tersebut dilakukan untuk mendengar secara langsung pengakuan pemain bertahan Semarang United tersebut. Sebelumnya, Komdis LPI telah menerima dan mempelajari surat pengaduan serta sejumlah barang bukti, termasuk rekaman video pemukulan tersebut.

"LPI lahir dari sebuah keinginan untuk tidak melihat pertandingan yang tidak memiliki jiwa fair play. Kasus Simon ini menjadi ujian terberat bagi kita," ujar Sholeh saat menggelar konferensi pers di kantor LPI, Ampera, Jakarta, Jumat (28/1/2011).

Menurut Sholeh, setelah melihat kronologi serta sejumlah barang bukti, Komdis LPI menilai apa yang dilakukan Simon tersebut masuk kedalam kategori pelanggaran berat. Namun, Komdis harus juga mendengar sendiri pengakuan pemain asal Papua yang sempat merumput bersama PSM Makassar di ISL tersebut.

"Menghina wasit, meludahi wasit, apalagi memukul wasit merupakan Pelanggaran berat. Kami akan bertindak tegas dengan memberikan hukuman yang setimpal. Ini juga sebagai warning bagi pemain lain di LPI," ujar Sholeh.

Tidak hanya memanggil Simon si pelaku, Komdis juga segera memanggil klub Semarang FC dan wasit yang menjadi korban pemukulan saat memimpin jalannya laga yang digelar di Stadion Persikabo, Cibinong, Bogor tersebut.

Pertandingan antara Bogor Raya melawan Semarang United tersebut tak hanya diwarnai aksi pemukulan terhadap wasit. Para penonton yang sempat tersulut emosinya juga sempat melakukan lemparan botol meski tidak berlangsung lama.

Dalam laga tersebut Bogor Raya berhasil memetik poin penuh setelah menaklukkan tamunya Semarang United dengan skor 2-1. Pertandingan yang berlangsung keras tersebut diwarnai tiga insiden penalti. Dua untuk tuan rumah dan satu untuk tim tamu.