Jaringan Suporter Tuntut Revolusi Kepengurusan PSSI
Sarasehan suporter Indonesia yang digelar di Karanganyar Jawa Tengah menuntut revolusi PSSI
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sebuah spanduk bertuliskan "Menuntut Reformasi Kepengurusan Sepakbola Indonesia" dibentangkan menjelang akhir acara Sarasihan (Saresehan, Red) Jaringan Suporter Jateng - DIY ++ di Gedung PPRBM, Karanganyar, Jateng, Senin (21/02/2011). Tiba-tiba seorang peserta, Daru Supriyono, berteriak mengusulkan revisi tulisan di spanduk deklarasi tersebut.
"Kata reformasi diganti saja dengan revolusi," teriak anggota Slemania tersebut.
Menurutnya, jika masih mengusung istilah reformasi ia takut perubahan yang diharapkan akan lambat. "Reformasi Indonesia contohnya, dari tahun 1998, tapi tidak ada perubahan sampai sekarang," urainya.
Pihak panitia dan peserta sepakat mengganti tulisan tersebut. Mereka menutup tulisan lama dengan isolatip hitam, kemudian menuliskan kata-kata hasil revisi menggunakan spidol hitam.
Revisi tak hanya pada kata reformasi. Kata "sepakbola Indonesia" pun direvisi menjadi "PSSI", sehingga kalimat yang tertulis berubah menjadi "Menuntut Revolusi Kepengurusan PSSI".
Setelah disepakati, perwakilan setiap kelompok suporter secara bergantian menandatangani spanduk sepanjang enam meter tersebut.
Menurut Daru,, pria berambut panjang sebahu, perubahan dalam tubuh PSSI harus dilakukan menyeluruh, bukan hanya mengganti ketua umum. "Siapapun ketuanya, kalau sistem yang dijalankan tidak dirombak, sama saja," ujarnya.
Seorang suporter lain, Yuniantoro, berharap deklarasi tersebut benar-benar membawa perubahan nasib sepak bola Indonesia. Pendukung Persiku ini berharap gerakan ini akan diikuti seluruh suporter Indonesia. "Makin banyak yang bergabung maka akan semakin kuat," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.