TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Secara de facto, kepemimpinan Nurdin Halid sebetulnya telah berakhir setelah mayoritas pemilik suara (83 dari 100 pemilik suara), menyatakan menarik mandatnya kemarin malam, (28/2/2011). Mereka hanya tinggal menyelenggarakan kongres luar biasa yang bisa dilakukan tanpa harus ada restu kubu Nurdin Halid

Menurut Syahrial Damopolii Wakil Ketua Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia  yang juga Ketua Pengprov Sulawesi Utara tersebut, hal itu mungkin dilakukan mengingat statuta FIFA juga membenarkan bahwa jika dalam kondisi tertentu para pemilik suara dapat menggelar sendiri kongres memilih Ketua Umum dan Komite Eksekutif yang diawasi FIFA.

"Kami akan secepatnya menggelar kongres PSSI. Tidak perlu lapor pengurus sekarang, karena mereka saja sudah kami tarik mandatnya dan tidak kami percayai lagi. Sekarang kami akan ke FIFA, lalu sesuai Statuta akan menggelar kongres paling lambat 60 hari kedepan. Tentu saja kami ingin secepatnya," tegas Syahrial.

Dengan begitu, perjalanan Nurdin Halid, mantan terpidana kasus korupsi dalam menjabat Ketua Umum PSSI tampaknya tinggal menunggu hitungan hari. Nurdin kini hanya memegang 17 pemilik suara yang masih mengaku setia, setelah sebagian besar pemilik suara PSSI lainnya memilih mencabut dukungannya untuk Nurdin.

Nurdin Halid yang bersikeras mempertahankan jabatannya tersebut nampaknya juga harus menelan pil pahit setelah hampir seluruh pemilik suara resmi PSSI membelot dan memilih membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia, yang bertujuan mengambil alih seluruh peran PSSI, termasuk menyelenggarakan kongres tanpa perlu melibatkan Nurdin Halid cs.

Bahkan, 83 pemilik suara PSSI yang terdiri dari 26 Pengprov PSSI dan 57 klub sepakbola pemilik suara resmi PSSI tersebut menyatakan mosi tidak percaya terhadap Ketua Umum PSSI, dan Komite Eksekutif PSSI. Tak hanya itu, rakyat PSSI tersebut menyatakan mencabut kembali mandat kepemimpinan yang mereka serahkan kepada Nurdin Halid cs selama ini.

"83 pemilik suara PSSI dengan ini menyatakan mosi tidak percaya kepada Ketua Umum PSSI dan Komite Eksekutif PSSI. Karena itu, kami membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia sebagai bentuk gerakan yang dilakukan oleh mayoritas pemilik suara PSSI untuk mengambil alih kewenangan PSSI," ujar Wakil Ketua komite, Syahrial Damopolii.