TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia, Saleh Mukadar, menilai Ketua Umum PSSI yang juga mantan terpidana kasus korupsi, Nurdin Halid, hanya menjual nama pemilik suara PSSI untuk meraih ambisi pribadinya menjadi ketua umum.

Dalam komentar-komentarnya, Nurdin Halid selalu mengatakan sebab majunya Nurdin lantaran diusulkan dan didukung oleh mayoritas pemilik suara PSSI. Nurdin selalu mengelak jika disebut ingin mencalonkan diri dan cenderung berlindung di balik klaim dorongan kuat pemilik suara PSSI.

Padahal faktanya, ketika 83 pemilik suara telah menarik dukungan dan mandatnya kepada Nurdin, mantan narapidana kasus korupsi tersebut tetap ngotot ingin kembali menjadi ketua umum PSSI. Bahkan, hingga saat ini Nurdin masih mengklaim pencalonannya lantaran dorongan mayoritas pemilik suara.

"Pemilik suara yang mana? Faktanya sekarang hampir seluruh pemilik suara PSSI mencabut mandatnya terhadap Nurdin. Dia selalu bilang pencalonannya karena didorong pemilik suara. Sekarang ketika semua pemilik suara tidak mendukung dia lagi, kenapa dia masih ngotot. Jika dia punya akal sehat, seharusnya dia malu dan tak perlu banyak alasan," ujar Saleh Mukadar.

Menurut Saleh, sudah seharusnya Nurdin Halid merasa malu karena masih ngotot mencalonkan diri. Pasalnya, hampir seluruh pemilik suara resmi PSSI kini membelot dan memilih membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia, yang bertujuan mengambil alih seluruh peran PSSI, termasuk menyelenggarakan kongres tanpa perlu melibatkan Nurdin Halid cs.

Bahkan, 83 pemilik suara PSSI yang terdiri dari 26 Pengprov PSSI, dan 57 klub sepakbola pemilik suara resmi PSSI tersebut menyatakan mosi tidak percaya terhadap Ketua Umum PSSI, dan Komite Eksekutif PSSI. Tak hanya itu, rakyat PSSI tersebut menyatakan mencabut kembali mandat kepemimpinan yang mereka serahkan kepada Nurdin Halid cs selama ini.(*)