Pendukung PSM Makasar Inginkan Diza Ali Ketum PSSI
Kelompok suporter PSM, The Mazcman memberikan dukungan moril kepada mantan manajer PSM Diza Rasyid Ali ingin jadi Ketua Umum PSSI
Editor: Toni Bramantoro
DOKUMEN PRIBADI/FACEBOOK
Diza Ali Rasyid.
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kelompok suporter PSM, The Mazcman memberikan dukungan moril kepada mantan manajer PSM Diza Rasyid Ali yang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Sekjen The Mazcman, M Alam mengatakan, dukungan kepada Diza tak lepas atas kinerjanya selama menangani sejumlah tim termasuk PSM Makassar, Persija Jakarta serta Makassar Football School (MFS).
Dukungan terhadap Diza memimpin organisasi sepak bola nasional itu karena sosoknya yang berasal dari Sulawesi Selatan.
"Selain persoalan sesama orang Sulsel, dukungan The Mazcman karena Diza kami lihat memiliki kemampuan yang sudah terbukti. Saya kira PSSI akan lebih baik jika ditempati orang yang memiliki pengalaman," jelas M Alam.
Meski mengaku mendukung keinginan Diza mencalonkan diri, namun pihaknya tidak ingin terlalu jauh mencampuri urusan verifikasi PSSI.
"Persoalan apakah nanti akan terkendala persyaratan PSSI atau tidak, saya kira bukan urusan kami. Sebagai suporter, kita hanya mencari sosok yang bisa membuat prestasi sepak bola Indonesia lebih baik," kata M Alam.
Selain persoalan kualitas, The Mazcman juga berharap agar ketua umum PSSI bisa dijabat sosok yang bukan berasal dari kalangan politisi. Maklum, persoalan yang terjadi di PSSI tak lepas dari adanya indikasi kepentingan politik.
Jika PSSI untuk periode mendatang bisa terlepas dari kepentingan politik, maka peluang untuk memajukan sepak bola lebih terbuka.
"Saya kira bukan hanya PSSI, klub sepak bola seperti PSM juga sebaiknya tidak ditangani orang yang berasal dari kalangan politik," tandas M Alam.
Sekjen The Mazcman, M Alam mengatakan, dukungan kepada Diza tak lepas atas kinerjanya selama menangani sejumlah tim termasuk PSM Makassar, Persija Jakarta serta Makassar Football School (MFS).
Dukungan terhadap Diza memimpin organisasi sepak bola nasional itu karena sosoknya yang berasal dari Sulawesi Selatan.
"Selain persoalan sesama orang Sulsel, dukungan The Mazcman karena Diza kami lihat memiliki kemampuan yang sudah terbukti. Saya kira PSSI akan lebih baik jika ditempati orang yang memiliki pengalaman," jelas M Alam.
Meski mengaku mendukung keinginan Diza mencalonkan diri, namun pihaknya tidak ingin terlalu jauh mencampuri urusan verifikasi PSSI.
"Persoalan apakah nanti akan terkendala persyaratan PSSI atau tidak, saya kira bukan urusan kami. Sebagai suporter, kita hanya mencari sosok yang bisa membuat prestasi sepak bola Indonesia lebih baik," kata M Alam.
Selain persoalan kualitas, The Mazcman juga berharap agar ketua umum PSSI bisa dijabat sosok yang bukan berasal dari kalangan politisi. Maklum, persoalan yang terjadi di PSSI tak lepas dari adanya indikasi kepentingan politik.
Jika PSSI untuk periode mendatang bisa terlepas dari kepentingan politik, maka peluang untuk memajukan sepak bola lebih terbuka.
"Saya kira bukan hanya PSSI, klub sepak bola seperti PSM juga sebaiknya tidak ditangani orang yang berasal dari kalangan politik," tandas M Alam.
