Kisruh PSSI Akibat Proses Revolusi Banci
koordinator JPSI, Richard Achmad Supriyanto menilai, kisruh PSSI selama ini akibat agenda revolusi yang setengah hati.
Penulis: Alie Usman
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persoalan PSSI yang makin menjauh dari titik penyelesaian setelah Komite Normalisasi memundurkan jadwal kongres, dinilai koordinator Jaringan Pembaharuan Sepakbola Indonesia (JPSI), Richard Achmad Supriyanto, akibat agenda revolusi yang setengah hati.
Richard Achmad Supriyanto mengatakan, apa yang saat ini terjadi di PSSI tak lebih dari proses revolusi banci, karena dilakukan setengah-setengah.Para pelaku yang berperan dalam kisruh PSSI tidak bisa jantan dalam mengatakan kebenaran dan meneriakan perubahan.
JPSI melihat ada upaya main mata yang kerap dilakukan dalam perjalanan kisruh PSSI ini. Baik itu oleh Komite Normalisasi, para pemilik suara, bahkan pemerintah melalui KOI/KOI. Menurut Richard, aksi lobi dan main mata tersebut sebenarnya hanya dilakukan untuk mencari kepuasan kelompok masing-masing.
"Semua pihak tidak bisa bersikap jelas dan bijak dalam kasus ini. Saya katakan, semua yang berperan dalam penyelesaian kisruh PSSI mulai genit-genitan. Pendek kata, kita dihadapkan pada realitas bahwa revolusi yang saat ini digulirkan tak lebih dari revolusi banci," ujar Richard Achmad Supriyanto, Senin (13/6/2011).
Menurut Richard, pemerintah yang diharapkan dapat menjadi benteng terakhir untuk bisa menormalkan situasi, kini cenderung ikut arus bermain dalam politik kepentingan di balik kisruh PSSI itu sendiri.
"Saya kira KONI juga selalu bersikap berat sebelah. Ini juga ada kaitanya dengan peranan status quo. Harusnya, mereka bersikap adil demi kepentingan bersama," ujar Richard.