Jika Tak Sesuai Statuta, Agum Gumelar Harus Dihentikan
Jelang pelaksanaan Kongres PSSI 9 Juli 2011 mendatang di Solo, Jawa Tengah, sejumlah persoalan terus disuarakan para pemilik suara PSSI.
Penulis: Alie Usman
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pelaksanaan Kongres PSSI 9 Juli 2011 mendatang di Solo, Jawa Tengah, sejumlah persoalan terus disuarakan para pemilik suara PSSI. Menurut Sekretaris Umum klub sepakbola Nusaina, Catur Agus Saptono, apa yang dilakukan Agum Gumelar saat ini telah keluar dari semangat rekonsisiali.
Jika dalam Kongres mendatang Agum Gumelar tetep menerapkan konsep persidangan sesuai dengan keinginan Komite Normalisasi tanpa memperhatikan keinginan para pemilik suara, maka sudah selayaknya Komite Normalisiasi dibawah pimpinan Agum Gumelar tersebut diganti.
Salah satu yang menjadi polemik adanya aturan yang mengharuskan peserta Kongres PSSI mengisi formulir terlebih dahulu sebelum menyampaikan pendapatnya dalam kongres mendatang.
Namun, kebijakan tersebut menurut Catur tidak tepat. Pasalnya, aturan yang seperti itu malah akan menimbulkan persoalan baru di dalam kongres mendatang. Mekanisme baru yang diterapkan Komite Normalisasi tersebut bakal diterjemahkan anggota kongres sebagai penjegalan dalam berpendapat.
"Intinya kami ini ingin agar Komite Normalisasi tetap berlaku sesuai dengan Statuta dan Standard Electoral Code. Jika kembali melakuan sesuatu yang kami rasa melanggar dari jalur tersebut, sudah kewajiban kami untuk menghentikan Agim Gumelar dan Komite Normalisasinya," ujarnya.