PT LPIS Desak Konsorsium IPL Tetap Berkomitmen Kucurkan Dana
PT LPIS mendesak pihak konsorsium untuk tetap berkomitmen dan terus mendanai klub-klub yang berlaga di kompetisi IPL
Penulis: Iwan Taunuzi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Iwan Taunuzi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelenggara kompetisi Indonesian Premier League (IPL), PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS), mendesak pihak konsorsium untuk tetap berkomitmen dan terus mendanai klub-klub yang berlaga di kompetisi IPL.
"Kami akan mendesak konsorsium agar terus berkomitmen mendanai klub IPL sampai akhir kompetisi. Kami akan berusaha membantu klub-klub tersebut bertemu dengan pihak konsorsium," ucap CEO PT LPIS, Widjajanto, ketika dihubungi wartawan, Minggu (29/4/2012).
Widjajanto mengakui mandeknya kucuran dana dari konsorsium beberapa bulan terakhir sangat berdampak kepada kelangsungan kompetisi IPL. Namun ia mengimbau agar kenyataan ini tidak dibesar-besarkan. Ia beralasan IPL masih dalam masa transisi, dimana klub tidak lagi didanai oleh APBD.
"Menurut saya hal seperti ini wajar terjadi. Karena saat ini kami masih dalam era transisi. Klub yang berbadan hukum melalui PT tersebut kan baru dibentuk, dan perpindahan dari APBD ke non APBD juga harus diperlukan adaptasi," ungkapnya.
Sebelumnya sejumlah klub mengaku mengalami kondisi kesulitan keuangan. Beberapa klub seperti Arema (IPL), Jakarta FC, Persitara, dan Gresik United, dikabarkan bernasib sama. Bahkan klub yang bermain di Divisi Utama, Persipro Bondowoso United, sudah mengundurkan diri dari Piala Indonesia yang diselenggarakan LPIS karena masalah serupa.
Salah satu dari mereka pun bersua, seperti Persema Malang. Manajer Persema, Asmuri, mengaku pasrah dengan kenyataan sulitnya membiayai operasional klub, menyusul belum turunnya dana dari konsorsium.
Asmuri mengatakan bahwa macetnya dana dari konsorsium IPL telah mengurangi semangat tim. Sampai saat ini kata dia, para pemain terus menunggu haknya segera diberikan. "Saya sudah pasrah. Ini menjadi masalah bagi tim," ungkapnya.
Menurut Asmuri, wajar jika pihaknya mengeluh. Sebab kini Persema terkesan menunggu sesuatu yang tidak pasti. "Di mana pun tim di dunia pasti akan mengeluh jika haknya belum dipenuhi," bebernya.
Ia pun mengimbau konsorsium jujur mejelaskan masalah dana yang dijanjikan. "Kalau (dananya) tidak ada, bilang tidak ada. Janji tidak masalah, tapi harus ditepati," pungkasnya.
Jelang laga melawan Persebaya Surabaya beberapa waktu lalu, Asmuri mengaku timnya belum menerima kucuran dana dari konsorsium selama dua bulan, dengan nilai Rp 40 juta/bulan. Dana itu seharusnya digunakan untuk dana operasional tim, seperti menyelenggarakan pertandingan kandang, sewa stadion dan sewa bus tim.
Akibatnya manajemen Persema terpaksa mencari pinjaman dana untuk mencukupi dana operasional mereka. Bahkan mereka juga sempat mengancam mogok main.