Dipertanyakan, Keseriusan PSSI Gelar Kongres
Padahal, waktu penyelenggaraan kongres tinggal tiga pekan lagi.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keseriusan PSSI untuk menggelar Kongres PSSI di Jakarta pada 17 Maret patut dipertanyakan.
Pasalnya, sampai sekarang PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin belum melakukan persiapan sama sekali. Padahal, waktu penyelenggaraan kongres tinggal tiga pekan lagi.
Anggota Komite Eksekutif (Exvo) PSSI, La Nyalla Mattaliti tidak habis pikir dengan sikap PSSI. Pihaknya bersama PSSI Djohar dan Menpora Roy Rusyo sudah sepakat kongres PSSI digelar 17 Maret. Akan tetapi, belum terlihat ada persiapan khusus untuk melaksanakan kongres.
“Yang pasti, sampai sekarang belum ada tanda-tanda dari PSSI untuk menggelar kongres. Karena apa, karena kita harus melaksanakan rapat exvo dulu untuk menentukan isi dari kongres itu apa,” katanya kepada wartawan di Kantor KONI Jatim, Minggu (24/02).
Dijelaskan, pak Djohar menghendaki rapat Exco digelar 5 Maret. Jika rapat Exvo jadi dilaksanakan 5 Maret, terlalu mepet dengan kongres. Belum lagi waktunya tersita dengan melakukan verifikasi klub. “Kita lihat saja niatan dari PSSI bagaimana. Yang pasti kalau kongres tidak dilaksanakan Indonesia disuspect,” tuturnya.
Yang jelas, menurutnya, kongres nanti adalah kongres biasa dengan menggunakan voter Solo. Voter Solo itu betul jika ditunjuk klub atau institusi. Tapi, perlu diiangat intsitusi itu institusi yang sah, bukan institusi yang dikarteker.
Dia memberi contoh instutusi Pengprov PSSI Jatim. Pengprov PSSI Jatim yang dipimpinnya tiba-tiba dikarteker oleh Djohar Arifin. Kemudian, Djohar menunjuk karteker yang baru. Lalu, karteker yang baru ini melaksanakan Musprovlub dengan klub atau voter yang bukan voter asli atau abal-abal.
“Ini terjadi seluruh Indonesia. Karteker ini harus dikembalilkan dan dinolkan lagi. Karteker-karteker yang sudah dikarteker Djohan itu dikembalikan seperti semula. Kalau institusi itu sesuai dengan massa baktinya habis itu yang perlu ditinjau kembali, mana yang sah,” paparnya.
Sikap Menpora sendiri, tambahnya, dari awal dikembalikan sesuai dengan aturannya ke voter Soloi. Voter Solo itu sudah jelas. Hanya saja, dianggap beda oleh kubu Djohar. Mereka menganggap bahwa voter di Solo itu institusi isinya karteker-karteker itu.
“Tapi, perlu diingat kita menang di sidang BAORI. Yang menang ini menunjukkan yang asli,” tegasnya.