TRIBUNNEWS.COM – Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), La Nyalla Mahmud Mattalitti, meminta polemik terkait verifikasi peserta Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 17 Maret 2013 untuk tidak diperpanjang.

Menurut La Nyalla, proses verifikasi yang dilangsungkan mulai 5-8 Maret 2013 di kantor PSSI, sudah selesai dengan daftar 100 peserta kongres yang berhak hadir di KLB yang akan dilangsungkan di Hotel Borobudur, Jakarta.

Sejumlah 100 peserta kongres itu terdiri dari 33 perwakilan dari Pengprov PSSI, 15 perwakilan dari Liga Super Indonesia, 16 perwakilan dari Divisi Utama, 14 perwakilan dari Divisi Satu, 12 perwakilan dari Divisi Dua, dan 10 perwakilan dari Divisi Tiga.

"Tidak usah diperpanjang urusan verifikasi. Memang mau bikin apa? Sepertinya sulit sekali," ujar La Nyalla saat dihubungi TRIBUNnews.com, Minggu (10/3/2013).

Sebelumnya ketua tim verifikasi, Agus Yasmin membantah keputusan yang didapatkan dalam rapat tim verifikasi. Menurutnya, tidak benar jika daftar peserta KLB PSSI yang akan digelar pada 17 Maret 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta, telah tuntas dibahas di Tim Verifikasi.

Agus mengatakan, pernyataan yang disampaikan salah satu anggota tim verifikasi, telah menyalahi kesepakatan bersama yang dibuat dan ditandatangani dalam rapat tim verifikasi pada digelar 5 Maret 2013. Agus mengklaim peserta KLB yang sudah lolos verifikasi hanya 79. Sisanya 21 peserta lagi yakni 18 Pengprov dan tiga klub masih bermasalah.

Dia juga mengatakan, sesuai kesepakatan bersama tim verifikasi, sisa pembahasan voters yang belum rampung, yakni 18 Pengprov dan tiga klub lainnya, akan diserahkan dalam rapat Ketua Umum PSSI dan Komite Eksekutif PSSI untuk diputuskan.

Menjawab pernyataan Agus ini, La Nyalla mengatakan, "Agus Yasmin itu siapa? Orang atasannya saja Pak Hadiyandra dan Djohar Arifin sudah sepakat. Dia (Agus Yasmin) itu sudah kami kasih tanggung jawab sebagai ketua tim verifikasi, tapi malah tidak hadir. Berarti kan itu memperlambat," tegas Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur itu.

Menurut La Nyalla, proses verifikasi dilakukan atas kesepakatan dirinya dan Djohar Arifin Husin. Sebab itu adalah kewenangan mereka, termasuk di dalamnya pembahasan mengenai caretaker.

"Terkait caretaker, jadi tidak ada caretaker. Semua caretaker hilang. Saya dan Djohar yang menentukan. Percaya saja sama saya dan Djohar. Yang berhak mencabut SK itu adalah Djohar. Itu hanya soal SK tinggal milih yang mana. Soal pecat sama memecat. Kayak Toni Aprilani dulu dipecat, sekarang sudah dikembalikan ke posisinya. Djohar Arifin sudah tahu itu," tegasnya.