Suimin Diharja Tunggu Haknya Dilunasi PSMS Medan Usai Dipecat
Suimin Diharja menyeruput kopi pahit yang masih mengepul dari cangkir keramik.
Editor: Toni Bramantoro
Tribun Medan/Raf
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Suimin Diharja menyeruput kopi pahit yang masih mengepul dari cangkir keramik. Tak berselang lama, ia menyulut api pada sebatang sigaret dan mengisapnya dalam-dalam lalu mengembuskannya sangat perlahan. Duduk di kursi bercat hijau di penjuru barat Mes Kebun Bunga, tatapannya lurus tertuju pada skuat PSMS Medan versi PT LPIS yang sedang melakoni latihan reguler kemarin sore.
Pria yang menjuluki dirinya Pelatih Kampung ini sepertinya tak menduga kalau ia dipecat dari kursi pelatih PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI) sebegitu cepatnya. Kenyataan yang harus didengarnya sore itu teramat pahit, jauh lebih pahit dari kopi yang diseruputnya. Betapa tidak, lima bulan tak bergaji plus tak ada kepastian kapan dilunaskan menambah pekat kekecewaannya.
Namun, ia masih berusaha menyunggingkan senyum saat Tribun menanyai kebenaran pemecatan itu.
"Seperti yang saya bilang sebelumnya, profesional itu memang kejam. Saya terima pemecatan ini asalkan hak-hak saya dilunasi, sesuai draft kontrak tenggatnya 10 April. Saya tunggu itu. Kalau tidak ada keputusan soal pembayaran hak itu, maka saya akan menempuh upaya-upaya. Sebagai rakyat saya akan adukan ini ke wakil rakyat, atau jalur-jalur lainnya," urainya.
Pendepakan yang memang sudah terendus sepekan sebelumnya ini difinalkan di rapat manajemen dengan tim pelatih. Untuk kesekian kalinya, sang ketua umum Indra Sakti Harahap tak juga menampakkan batang hidungnya. Pertemuan tertutup itu berlangsung kurang lebih satu jam.
"SK pemecatan saya dibacakan oleh CEO, saya tidak tahu namanya. Tapi saya tidak mau terima itu SK sebelum hak-hak saya dilunasi. Selama itu belum diberikan, saya masih bagian dari skuat PSMS Medan ini," tuturnya.
Pemecatan Suimin Diharja diikuti dengan pencoretan 11 pemain. Hanya ada 18 pemain dari putaran pertama yang dipertahankan menjadi skuat di putaran kedua. Sejatinya, keputusan mengejutkan ini sudah dihasilkan dalam pertemuan tertutup pengurus dan manajemen di Hotel Dharma Deli, Medan pukul 21:00 WIB sampai 24:00 WIB, Minggu (7/4/2013) kemarin.
Manajer Tim, Sarwono mengungkapkan pertemuan itu dihadiri ketua umum Indra Sakti Harahap, sekretaris tim Fityan Hamdi, media officer Abdi Panjaitan, perwakilan suporter Wahyudinata Simangunsong, CEO baru Faisal, Wakil Sekretaris Yusrizal Hasibuan, pengurus bidang usaha Andi, dan pengurus bidang organisasi Efendi.
"Kemarin dalam pembahasan ada diskusi. Tiga orang masih mendukung Suimin, yang lainnya tidak. Artinya, kesekapatan dengan suara terbanyak itu mau tak mau harus dijalankan. Selain itu, ketum dan pengurus juga hanya mau mempertahankan 18 pemain," tuturnya.
Yang tak kalah mencengangkan tentu penunjukan CEO baru dan tiga figur di tiga jabatan kepengurusan. Sayang, kepengurusan pimpinan Indra Sakti Harahap terkesan tertutup dan tak mau mempublikasikannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.