Interisti: Kami Yatim Piatu Sejak Ditinggal Mourinho
Sebuah spanduk raksasa terpajang di Stadion Giueseppe Meazza saat digelar laga leg kedua Coppa Italia antara tuan rumah Inter Milan kontra AS Roma
Penulis: Deny Budiman
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah spanduk raksasa terpajang di Stadion Giueseppe Meazza saat digelar laga leg kedua Coppa Italia antara tuan rumah Inter Milan kontra AS Roma yang dimenangkan tim tamu 2-3, kemarin. Spanduk itu bertuliskan "Dopo Mourinho ci Sentiamo orfani Di Qualcuno che sappia trasmettere il senso di appartenenza a Questi Color!"
Kurang lebih artinya adalah "Setelah Mourinho (pergi) kami seperti yatim. Dialah yang tahu bagaimana menyampaikan perasaan memiliki terhadap warna (biru-hitam) ini,".
Ya, itulah ratapan kesedihan para Internisti, sebutan untuk pendukung Inter Milan setelah mereka melakoni musim kegelapan sepeninggal Jose Mourinho. Di tangan Mourinho, dalam selang 2008 sampai 2010, Inter bukan saja memenangi kembali trofi Liga Champions yang sudah puluhan tahun tak pernah diraih, mereka juga bahkan meraih treble winners, yang membuat mereka menjadi klub asal Italia pertama yang bisa melakukannya.
Setelah Mourinho hengkang ke Chelsea, Inter Milan pun memasuki masa kegelapan. Rafael Benitez yang diserahi jabatan pelatih gagal memenuhi harapan dan malah berseteru dengan manajemen klub hingga akhirnya dipecat di tengah musim. Leonardo yang kemudian menjadi pelatih sementara mampu mengangkat posisi La Beneamata, tapi dia memilih mundur di akhir musim.
Gian Piero Gasperini yang dikontrak di awal musim 2011/2012 juga tak bertahan lama di kursinya. Di tangan pelatih muda Andrea Stramaccioni sekarang, klub tersebut tak kunjung kompetitif. Walhasil, musim ini Inter pun dipastikan menyudahi musim tanpa gelar juara musim ini, plus terancam gagal masuk Liga Champions musim depan.
Toh, Strama tetap percaya diri dengan masa depannya di Nerazzurri. Sebelum kekalahan dari AS Roma, ia sudah berbicara soal masa depannya. "Saya tidak berpikir masa depan saya akan diputuskan hasil semifinal COppa, tapi (tergantung pada, Red) apa yang saya lakukan selama setahun," kata Stramaccioni.
"Meski pertandingan semifinal Coppa sangat penting, saya tidak berpikir itu akan membuat atau menghancurkan masa depan atau isu-isu lainnya," imbuhnya.
Strama menjelaskan, Presiden Milan Inter yang nantinya akan memberikan vonis akhir, bukan didasarkan pada laga Inter kontra Roma, tetapi pada musim secara keseluruhan. "Masih terlalu dini untuk mulai membuat penilaian, atau untuk berbicara tentang masa depan," ujarnya berkilah.
Sang presiden sendiri, Massimo Moratti sepertinya masih terus bersabar. Ia menyebut pemain Inter Milan sudah melakukan yang terbaik saat tersingkir di Coppa Italia. Yang jadi kekhawatirannya kini adalah, Nerazzurri tak punya cukup pemain untuk bertahan sampai akhir musim.
Apalagi, katanya, Andrea Stramaccioni tak bisa menurunkan skuat terbaiknya dalam laga tersebut akibat banyak pemain yang menepi karena cedera.
"Saya pikir mereka sudah melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan karena ini situasi yang ekstrem malam ini, dan kehilangan pemain di menit-menit terakhir sebelum pertandingan sama sekali tidak membantu. Namun, mereka bermain sangat baik di babak pertama, mereka menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan," kata Moratti di situs resmi klubnya.
Dengan masih ada enam pertandingan tersisa di musim ini, target tersisa yang bisa diraih Javier Zanetti dkk adalah masuk tiga besar dan meraih tiket Liga Champions musim depan. Tapi Inter juga punya masalah besar terkait panjangnya daftar cedera pemain.
Walter Gargano dan Yuto Nagatomo adalah nama terakhir yang harus masuk ruang perawatan setelah mengalami cedera dalam laga dengan Cagliari di akhir pekan lalu. La Beneamata sebelumnya sudah ditinggal Joel Obi, Gaby Mudingayi, Diego Milito, Luca Castellazzi, Cristian Chivu, Dejan Stankovic, Rodrigo Palacio, Antonio Cassano dan Ibrahim M'Baye. (Tribunnews.com/den)