TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Sudah dua pekan pemain PSM Makassar melakukan aksi mogok latihan karena mandeknya gaji pemain bulan April dan bulan Mei. Mereka pun terus mendapat perhatian dan sorotan dari suporter dan pengamat.
   
Pasalnya, waktu yang dipilih para pemain PSM untuk mogok latihan dinilai salah dan sangat keliru. Sebab target untuk lolos empat besar akhir musim atau jatuh bermain di divisi satu musim depan tergantung penampilan PSM Makassar musim ini.
   
Menurut mantan pemain PSM era 90-an, Faisal Maricar, pemain selama ini selalu menuntut hak mereka. Namun tuntutan pemain tak sebanding dengan prestasi yang telah diberikan kepada PSM.
   
Di kompetisi IPL musim lalu, tim ini hanya mampu finish di urutan kelima. Sementara musim ini PSM masih berada di posisi kedelapan klasemen dan terancam terdegradasi jika tak mampu menembus empat besar di akhir kompetisi nanti.
   
"PSM punya sejarah panjang dan nama besar. Pemain harusnya bisa menjaga itu. Bagaimana bisa berprestasi kalau pemain mogok terus. Mau tidak mau mereka harus bisa mencuri poin di laga melawan Persebaya," tambah Faisal yang juga pelatih akademi sepakbola usia muda AF-MBI ini.
   
Sebagai catatan, PSM punya rapor buruk saat menjalani laga tandang. Dari lima laga tandang yang diajalani musim ini, Andi Oddang dkk hanya mampu menang sekali, sementara empat laga lainnya harus diraih dengan kekalahan. 
   
Sementara itu, pernyataan dilontarkan salah seorang anggota kelompok suporter The Macz Man, melalu jejaring sosial twitter @maczman_ori. Mereka menegaskan bahwa PSM jangan kalah lagi di laga tandangnya.
   
"Apabila kita mengalami kekalahan pada partai berikutnya maka sebaiknya manajemen mengganti seluruh pemain tanpa tersisa. Itu lebih baik," tulisnya.(mik)