Jual Tiket Pesawat Demi Bersua Pejabat PSSI
11 pemain PSMS Medan hidup menggelandang di ibukota Jakarta selama dua pekan, karena tak mendapat gaji 10 bulan terakhir.
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso P
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sungguh tragis nasib 11 pemain PSMS Medan. Harapan menjadi pemain sepakbola profesional yang memberi harapan hidup keluarga indah, berbuah petaka. Mereka sampai hidup menggelandang di ibukota Jakarta selama dua pekan, karena tak mendapat gaji 10 bulan terakhir.
Drama pilu makin tak menentu, manakala tim berjuluk Ayam Kinantan ini kalah dengan skor akhir 2-3 dari PS Bangka di Stadion Ornom, Sunggailiat, 9 Juni lalu. Kekalahan itu sekaligus memupuskan harapan PSMS Medan lolos ke dua belas besar Liga Indonesia.
Laga itu merupakan yang terakhir PSMS di musim itu. Namun, yang lebih dikhawatirkan para pemain bukan hanya kegagalan itu, akan tetapi gaji mereka yang tak kunjung dibayar pihak manajemen sejak Februari lalu.
Irwin Ramadhana (32), penjaga gawang PSMS Medan kepada TRIBUNnews.com di Jakarta mengatakan usai pertandingan itu para pemain kemudian berkumpul dan merembukan nasib mereka yang tidak kunjung digaji. Sebelas diantara para pemain itu kemudian sepakat untuk pergi ke Jakarta, menyambangi kantor PSSI dan kantor PT.Liga dan mengadukan nasib mereka.
Kesebelas pemain itu adalah kapten tim Hardiantono, Alamsyah Nasution, Irwin, Zulhamsyah Putra, Wiganda Pradika, Aidun Sastra, Muhamad Irfan, Tri Hardiansyah, Doddy, Susanto dan Ardhana.
"Kita diberi tiket pulang ke Medan, lalu tiket itu kami jual untuk beli tiket ke Jakarta, tapi yang laku cuma dua, laku tujuh ratus ribu rupiah sementara sisanya hangus. Dengan uang itu ditambah uang dari saku kami masing-masing kami berangkat ke Jakarta," tuturnya. Bersambung 11 Pemain PSMS Tidur di Pelataran Monas