TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Stadion Maracana di Rio de Janeiro akan kembali menjadi saksi terciptanya sebuah sejarah dalam dunia sepak bola pada laga final Piala Konfederasi 2013, Minggu (30/6/2013). Namun, publik Brasil bisa jadi kini justru dilanda kecemasan akan kenangan tulah Maracana.

Tim terbaik dunia, Spanyol, akan menghadapi tuan rumah Brasil yang telah mencicipi lima gelar juara dunia. Tapi, stadion tempat digelarnya laga final nanti seakan membangkitkan memori tak menyenangkan tersendiri bagi publik Brasil: tulah Maracana pada 1950.

Pada tahun itu, Brasil yang menjadi tuan rumah tinggal selangkah lagi menjuarai Piala Dunia. Kendati begitu, mimpi mereka akhirnya kandas setelah takluk 1-2 dari Uruguay di stadion Maracana. Kekalahan tersebut sendiri lebih dikenal dengan sebutan Maracanazo, artinya "pukulan Maracana".

Kini Brasil akan kembali menjalani partai final di stadion tersebut. Kali ini, lawan mereka adalah Spanyol, tim yang sejak awal kompetisi telah menjadi musuh No. 1 publik Samba. Pada setiap laga Piala Konfederasi, para pemain Spanyol terus dicemooh, sementara tim mana pun yang menjadi lawan mereka justru disanjung, termasuk Tahiti yang dibabat Spanyol 10-0.

Para pemain Brasil, termasuk Neymar, berharap bisa menghentikan dominasi La Roja. Sebab, Spanyol sudah menguasai puncak turnamen-turnamen selama lima tahun terakhir.

Akankah Brasil berhasil menghapus kenangan buruk Piala Dunia 1950 di stadion yang sama? Atau justru membiarkan Spanyol kembali meneruskan dominasinya? Daya magis Maracana akan menjadi salah satu penentunya.

Duniasoccer/JoPauline