Sihar Sitorus: Banyak Pelajaran yang Dipetik Lawan Hamburg SV
Pro Duta FC memetik banyak hikmah dari laga melawan Hamburger SV di Imtech Arena
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, HAMBURG - Pro Duta FC memetik banyak hikmah dari laga melawan Hamburger SV di Imtech Arena, Selasa (13/8) malam. Setidaknya ada lima pelajaran yang didapat tim berjuluk Kuda Pegasus itu dari kekalahan 0-5 melawan juara Liga Champions 1983 dan juara Piala UEFA 1982 tersebut.
"Usai pertandingan kami melakukan evaluasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik. Mulai dari bagaimana bermain sepakbola secara efektif sampai kepada cara memanfaatkan kelebihan diri dan kelemahan lawan,” kata Sihar Sitorus, Presiden Klub Pro Duta FC, Rabu (14/8) malam. "Yang penting bukan berapa skornya. Tapi, bagaimana mengambil manfaat dari laga melawan tim sekaliber Hamburger SV yang punya nama besar dan berpengalaman tampil di level elite Bundesliga dan Eropa,” Sihar menambahkan.
Pelajaran pertama yang bisa diambil para pemain Pro Duta FC adalah masih lemahnya pemahaman taktik dan belum terbiasa bergerak tanpa bola. Rachmad Hidayat dan kawan-kawan masih kesulitan melakukan transisi permainan saat bertahan dan menyerang.
"Hamburger SV bermain seperti mesin. Semua bergerak seperti sudah diatur remote control. Presisi permainannya sangat efektif. Mereka tampil dengan skema yang terskenario dengan baik dan memiliki alur yang sudah dipahami para pemain satu sama lain,” beber Sihar. “Ini semua bisa terjadi karena pola pembinaan yang matang dan sistemik. Para pemain sudah diajarkan cara bermain yang benar sejak di akademi,” sambungnya.
Pelajaran kedua yang bisa dipetik adalah masih gugupnya para pemain dalam mengantisipasi umpan silang dan bola rebound. Ini tampak terlihat di gol pertama dan kedua. Ini 'penyakit' mayoritas klub-klub Indonesia, bahkan timnas. Para pemain Indonesia sering panik saat menghadapi pemain yang memiliki postur tinggi besar dan kesulitan mengantisipasinya saat ditekan lewat umpan silang.
"Koordinasi saat ditekan dengan umpan silang masih lemah. Para pemain seperti terpana dengan kelebihan tinggi lawan sehingga untuk bertarung di udara jadi sedikit bermasalah. Refleks terhadap bola pantul juga masih lemah,” katanya lagi. Pelajaran ketiga adalah soal mental dan beban psikologis ketika berhadapan dengan pemain dan klub yang punya nama besar. Padahal, secara umum pelatih Hamburger SV, Torsten Fink, mengakui meskipun para pemain Indonesia mayoritas bertubuh mungil, tapi secara skill sebenarnya cukup menjanjikan.
"Bermain bola itu tak cukup hanya bermodal skill individu. Ini permainan kolektif dan butuh kesepahaman satu sama lain. Mental dan psikologi para pemain sangat menentukan di lapangan,” kata Fink menganalisis permainan tim tamu. "Para pemain Pro Duta sebenarnya punya keberanian, tinggal mentalnya saja harus terus dipupuk,” Fink menambahkan.
Pelajaran keempat yang didapat dari laga melawan Hamburger SV adalah para pemain Pro Duta FC diajarkan bagaimana melakukan tekanan saat kehilangan bola dan memanfaatkan kelemahan lawan. Menjaga jarak antar lini dan berani berimprovisasi dengan strategi yang sudah terskema dengan rapi.
"Para pemain kita (Indonesia) mayoritas masih terjangkit ‘virus’ lem celup (lemah mengantisipasi, cepat lupa). Pelatih harus teriak sekencang-kencangnya untuk mengingatkan agar para pemain kembali ke posnya saat diserang dan melakukan pergerakan tanpa bola dengan jarak yang efektif saat melakukan tekanan,” Sihar membeberkan.
Dari empat kelemahan yang terdeteksi, ada satu kemajuan yang didapat dari para pemain Pro Dut FC yang diakui masih jetlag dan kelelahan akibat padatnya jadwal. Pelatih Slamet Riyadi mengaku ada dampak positif yang dilihat dari para pemainnya saat laga melawan Hamburger SV. "Para pemain membuktikan bisa bermain bola bawah. Meskipun bermain bola bawah juga membuka kekurangan pemain,” kata Slamet.
"Karena bermain bola bawah menuntut kontrol bola dan visi bermain yang bagus. Bermain efektif dan efisien. Di awal babak pertama memang para pemain gugup sehingga terjadi gol cepat. Di babak kedua mereka sudah tampil lebih lepas dan berani mengontrol bola. Hanya memang fisik dan kesepahaman masih harus ditingkatkan,” tambah mantan pemain timnas ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.