Kericuhan Laga Persis vs PSS Dipicu Ulah Provokator
Presiden Pasoepati, Bimo Putranto mengatakan, kericuhan antar penonton ulah provokator.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Pasoepati, Bimo Putranto mengatakan, kericuhan antar penonton pada pertandingan Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) antara Persis Solo melawan PSS Sleman di Stadion Manahan Solo, pada Rabu (4/9/2013) dipicu, karena ulah provokator.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bimo, provokator itu merupakan pecinta sepak bola yang menyusup di dalam kerumunan kelompok suporter Pasoepati saat memberikan dukungan langsung di stadion.
“Saat masuk ke dalam kelompok pasoepati, dia tanpa kaos masuk kelompok yang paling brutal. Saya sendiri juga tidak paham, sepertinya dia memang sengaja membuat rusuh,” katanya kepada Tribun, Rabu (4/9/2013) malam.
“Jadi ada provokasi. Provokator itu melempar botol ke arah penonton yang lain. Kemudian terjadi lempar-lemparan, setelah itu pada berantem. Kemudian Pasoepati sadar kalau ada provokator, kemudian dia dikejar,”.
Seperti diberitakan, Sesaat ketika jeda turun minum, para pemain PSS memutuskan untuk tidak memasuki ruang ganti pemain. Anang Hadi dkk memilih untuk tetap berada di dalam lapangan untuk menghindari lemparan botol, batu dan gulungan kertas yang dilakukan para suporter Persis.
Setelah suasana sedikit kondusif, pemain PSS pun akhirnya bisa memasuki ruang ganti pemain di jeda pertandingan. Sayang, mereka tak kunjung keluar dan ruang ganti hingga wasit memutuskan jika PSS kalah WO karena tak mau melanjutkan pertandingan.
Sosial media menyebutkan bahwa terdapat korban jiwa pada kericuhan penonton itu, namun Bimo menampik, adanya korban jiwa.
“Saya mendapatkan laporan. Itu tidak benar ada yang sampai meninggal dan kritis. Itu ada tujuh orang korban yang lima luka parah dan dirawat di Rumah Sakit. Sementara dua orang yang lain sudah diperbolehkan pulang,” tambahnya.
Melalui akun twitter @Sambernyawa, kelompok suporter Pasoepati menuliskan bahwa, ada yang kritis di Rumah Sakit Brayat Minula, justru bukan suporter PSS Sleman. Sekian info, agar tidak mudah diprovokasi oknum luar.