TRIBUNNEWS.COM – Manajemen klub Persema Malang menuntut ganti rugi sebesar Rp 3,5 miliar kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Tuntutan ganti rugi itu sebagai ganti biaya operasional klub berjuluk Bledhek Biru mengikuti sisa laga pada putaran pertama kompetisi Indonesian Primer League (IPL).

Sebelumnya klub asal Malang Jawa Timur itu dihukum diskualifikasi oleh Komdis PSSI, karena melakukan walk-out pada pekan ke-4 dan ke-5 kompetisi IPL. Aksi WO sebanyak dua kali itu dinilai melanggar pasal 57 Kode Disiplin PSSI, sehingga klub harus mendapatkan hukuman diskualifikasi.

"Kami tidak diberitahukan dari awal. Andaikan diberitahu sejak awal, kami tidak akan melanjutkan kompetisi sejak pekan kelima," kata manajer Persema Malang, Patrick Theo Tarigan ditemui di FX Sudirman, Jakarta, Jumat (6/9/2013).

Sejak melakukan WO sebanyak dua kali pada pekan ke-4 dan pekan ke-5 IPL, Persema selalu mengikuti pertandingan baik tandang maupun kandang. Tercatat pertandingan yang dijalankan sebanyak 11 laga.

Patrick mengungkapkan, biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 3 miliar sampai Rp 3,5 miliar. Biaya Itu untuk mengganti operasional klub, dihitung setelah menjalani 11 pertandingan.

Patrick berharap PT LPIS segera mengganti kerugian biaya operasional itu. Sebab manajemen sangat membutuhkan uang untuk membayar gaji pemain dan ofisial tim.

"Kami menuntut PT LPIS, karena setelah WO dua kali kami dibiarkan bertanding. Sementara 11 pertandingan setelah itu kami jalankan. Total kerugian mencapai Rp 3 sampai 3,5 miliar. Dana itu akan kami gunakan untuk terminasi kontrak para pemain," katanya.

Selain klub Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan Persija LPI pun mendapatkan hukuman yang sama dikarenakan telah melakukan WO lebih dari satu kali. Persibo melakukan sembilan kali WO, sementara Persija LPI melakukan tiga kali WO.