Vietnam vs Indonesia: Saatnya Indonesia Juara
Sudah terlalu lama Indonesia tidak pernah terlihat mengangkat trofi juara dari sepakbola.
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus S Pradipto dan Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Sudah terlalu lama Indonesia tidak pernah terlihat mengangkat trofi juara dari sepakbola. Bahkan di semua level kompetisi senior maupun yunior Indonesia selalu jadi tim langganan runner-up dalam kompetisi mayor regional antar negara- negara ASEAN.
Kekeringan juara yang telah lama dirasakan selama hampir kurang lebih 20 tahun diharapkan bisa berakhir malam ini. Adalah tim nasional Indonesia yunior U-19 yang berpeluang emas mengakhiri penantian panjang tersebut dengan menjuarai Piala AFF U-19.
Peluang Indonesia untuk meraih gelar juara Piala AFF U-19 sangat terbuka lebar. Indonesia akan memasuki titik puncak penampilan terbaik ketika menghadapi Vietnam di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (22/9/2013) nanti malam.
Penilaian tersebut melalui hasil analisa tim sport science, terdiri dari psikolog, match analyze, high performance unit, fisioterapis, dan dokter tim, yang diandalkan oleh pelatih Indra Sjafri. Kinerja mereka akan menjadi bahan pertimbangan utama Indra dalam mengambil keputusan, termasuk menyusun daftar pemain.
Pekerjaan Indra Sjafri dan tim sport science secara intensif sudah dilakukan dalam tempo dua bulan terakhir. Selama dua bulan itu tim sudah mengikuti sejumlah pertandingan uji coba dan termasuk pertandingan hingga babak semifinal Piala AFF.
Berdasarkan hasil analisa berupa statistik, Evan Dimas, dkk terus menunjukkan peningkatan performa. Indra memberi contoh saat menghadapi Timor Leste, trio gelandangnya, Evan Dimas, Muhammad Hargianto, dan Zulfiandi secara berurutan mampu mencatatkan 75, 89, dan 79 umpan sukses.
"Jumlah operan sukses tim terus meningkat dan kesalahan terus menurun. Rata-rata umpan sukses anak-anak bahkan mencapai 80%, di atas rata-rata pemain ISL. Rata-rata pemain ISL melepaskan 300-an umpan, kami mampu mencapai 600-an. Sekarang adalah saatnya kita juara," tutur Indra Sjafri ketika berbincang dengan Tribun.
Indra Sjafri pun meyakini jika tim asuhannya akan menunjukkan penampilan terbaik saat melawan Vietnam. Mantan pemain PSP Padang itu mengatakan sejak memulai turnamen hingga babak semifinal, timnya sedang memasuki masa pembelajaran.
Indra Sjafri mengatakan mengatakan permainan anak-anak asuhannya sudah mulai bagus sejak mengawali kiprah dengan menghadapi Brunei Darussalam. Indra mengatakan skuat asuhannya sudah banyak belajar dari laga-laga terakhir. Indra mengatakan penyelesaian peluang anak-anak asuhannya semakin akurat, begitu juga penguasaan bola.
"Besok (hari ini) merupakan peak performance mereka. Percayalah. Dari cara kami menyiapkan tim, saya yakin besok adalah puncak penampilan mereka. Kekalahan kemarin justru membuat Indonesia menjadi lebih baik. Saya pikir sekarang kami sudah siap menjadi juara," ujar Indra.
Kapten dan pengatur serangan Indonesia, Evan Dimas, memilih bersikap tenang jelang laga puncak. Berdasarkan pengalaman, Evan Dimas menilai Vietnam merupakan tim yang solid karena sudah bermain bersama selama enam tahun.
"Vietnam bermain dengan sentuhan yang bagus dan mereka sangat kompak. Kami harus bekerja keras dan mengikuti instruksi pelatih secara benar," ujar Evan kepada Tribun.
Indra Sjafri juga mengaku masih sedikit memusingkan pemilihan penjaga gawang. Dia mengalami dilema setelah Rully Desrian bermain bagus ketika masuk menggantikan Ravi Murdianto yang mengalami cedera saat menghadapi Timor Leste.
Ketika ditemui Tribun, meski masih ada bekas memar di pipinya, Ravi mengaku sudah dalam kondisi baik-baik saja usai wajah terbentur oleh Hansamu Yama.
"Rully tidak kalah bagus dengan Ravi. Rully lebih agresif karena berani keluar dari gawang. Saya pun tidak tahu siapa yang akan turun," beber Indra.
Indonesia tetap memiliki peluang untuk menggondol trofi pertama bagi persepakbolaan nasional setelah lebih dari 20 tahun. Staf high performance unit Indonesia, Rudi, mengatakan kondisi fisik Vietnam berada jauh di bawah kondisi fisik Garuda Muda setelah menghadapi Laos pada babak semifinal.
"Karena mereka banyak bermain pada siang hari, mereka pasti kelelahan. Lagi pula kemarin Laos bermain cepat dan selalu memaksa Vietnam berlari," ujar Rudi.
Hal ini tentu menjadi modal penting bagi Indonesia untuk membalaskan dendam kepada Vietnam. Pada babak penyisihan grup B, Indonesia secara mengejutkan dikalahkan Vietnam 1-2 meski unggul terlebih dulu. Menurut Indra, peluang Indonesia untuk menjadi juara akan semakin terbuka lebar jika pemain tidak merasa inferior seperti kalah sebelum bertanding.
"Mudah-mudahan ini adalah momentum kebangkitan persepakbolaan Indonesia dan menyatukan persepakbolaan Indonesia," pungkas Indra.