Kalah dari West Bromwich, Paolo Di Canio Dipecat
Nasib buruk menimpa Paolo Di Canio.
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Nasib buruk menimpa Paolo Di Canio. Kekalahan telak dengan skor 3-0 dari West Bromwich Albion, Sabtu (21/9) lalu, berujung pada keputusan manajemen Sunderland, untuk memecat pria asal Italia tersebut.
Maklum, kekalahan itu meninggalkan Sunderland di posisi buncit tabel Premier League, dengan hanya satu poin dari lima pertandingan dan Liverpool serta Manchester United bakal menjadi tamu mereka berikutnya di Stadium of Light.
Sebelum klub menghadapi Peterborough di Piala Liga, Sunderland mengonfirmasi Kevin Ball akan mengambil alih tugas Di Canio tengah pekan ini. Nasibnya pun hanya berumur 13 laga.
Di Canio menggantikan Martin O'Neill dan membantu klub menghindari degradasi setelah Sunderland finis di posisi ke-17, tiga poin di atas zona merah. Pelatih berpaspor Italia ini juga cukup sibuk di bursa transfer dengan membawa 14 pemain baru termasuk Jozy Altidore, Vito Mannone, Ki Sung-Yueng, Fabio Borini dan Andrea Dossena.
Sayang, lubernya amunisi, justru membuat keseimbangan tim menjadi terganggung. Sisi kolektivitas menjadi kelemahan terbesar. Eks manajer Chelsea, Roberto Di Matteo dan Gustavo Poyet disebut-sebut bakal menjadi suksesor Di Canio.
Kehadiran mantan bintang West Ham United tersebut di The Black Cats penuh kontroversi. Awal penunjukkan manajemen, sudah menyulut protes. Begitu juga dengan corak kebiasaan sang arsitek yang cenderung arogan dan ugal-ugalan. Belum lagi sifat kerasnya pada suporter, yang berbuah pada minimnya dukungan baginya.
Sebenarnya tak hanya hasil buruk saja yang membuat Di Canio lengser. Perilakunya pada hari pertama latihan setelah dikalahkan West Bromwich Albion juga berkontribusi besar atas hilangnya jabatan Di Canio.
Diberitakan pada hari Minggu kemarin di Cleadon, markas latihan Sunderland, Di Canio secara terang-terangan menunjuk beberapa pemain yang dinilainya bermain buruk sehingga tim terperosok di zona merah saat ini.
"Hal itu sungguh menyakitkan dan beberapa pemain langsung menyatakan tak sudi sebenarnya berada di bawah kepelatihannya. Ia terlalu banyak menyakiti pemain, dan itu membuat suasana di lapangan menjadi tak nyaman juga," sebut seorang pemain yang enggan disebut namanya, di Daily Record.
Sifat kontroversi tersebut sepertinya tertular dari pria yang menyebut Jose Mourinho sebagai guru. Di Canio memang mengakui Mou bagaikan seorang guru bagi siapa saja yang berada dalam episode negatif seperti dirinya dan The Black Cats di Liga Primer Inggris saat ini.
Seperti yang diketahui, Sunderland saat ini menjadi juru kunci klasemen sementara Premier League. "Saya fokus, itu benar. Itu seharusnya membantu pemain. Saya akan menyerap semuanya. Saya tidak memiliki masalah dengan itu. Saya akan menerima semua beban yang turun ke pundak saya," ujar Di Canio kepada The Mirror.
"Perhatian yang ada karena alasan berbeda, tetapi Mourinho seperti guru untuk hal ini, ia selalu mengalihkan perhatian dari situasi tertentu dan menariknya pada dirinya sendiri. Kemudian, para pemain dapat lebih santai. Itu dapat memberi keuntungan. Ketika orang-orang membicarakan siapa yang disalahkan, itu selalu Paolo Di Canio dan karena saya tidak khawatir dengan itu, mereka mengambil keuntungan," jelasnya.