TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Lini belakang tim nasional Italia mendapat sorotan tajam dari Fabio Cannavaro. Bahkan secara khusus bek peraih penghargaan Ballon d'Or pada 2006 itu mengkritik metode latihan yang diajarkan akademi sepak bola saat ini sebagai penyebab buruknya pertahanan La Nazionale.

Italia bermain imbang 2-2 melawan Denmark (11/10/2013). Dua gol yang bersarang ke gawang Gianluigi Buffon disebabkan oleh kesalahan Federico Balzaretti yang gagal mengantisipasi pergerakan Nicklas Bendtner.

Blunder yang dilakukan oleh Balzaretti semakin menegaskan jika Italia tengah mengalami degradasi pemain bertahan. Saat ini stok bek tangguh Gli Azzurri lebih terbatas dibanding stok gelandang dan penyerang.

Menurut Fabio Cannavaro, langkanya bek-bek hebat Italia tak terlepas dari buruknya metode pelatihan yang diajarkan akademi sepak bola kepada pesepak bola belia.

"Saat saya masih kecil, masa di mana saya masih bermain bola di jalanan, saya menyentuh bola sebanyak seribu hingga dua ribu kali per hari," tutur Cannavaro.

"Pemain jaman sekarang naluri terhadap sentuhan bola-nya sangat minim. Mereka bermain hanya satu jam di sekolah sepak bola. Pada usia dini mereka lebih banyak diajarkan soal taktik padahal hal itu bisa dipelajari nanti," ujar Cannavaro.

"Seharusnya mereka lebih banyak dibiarkan berlatih dengan bola dan diajarkan bagaimana bergerak. Dua hal itu harus dikembangkan ketika mereka masih muda," ungkap Cannavaro.

"Saya mendengarkan pemikiran yang dikemukakan di Converciano, tapi saya berbicara berdasarkan pengalaman bertahun-tahun," ucap Cannavaro.

"Mari kita mengambil contoh dari kasus Federico Balzaretti. Seharusnya Balzaretti bisa mencegah dua gol Denmark. Harusnya dia mampu mencegah Bendtner melompat begitu bebas. Ketika lawan memasuki kotak penalti, Anda harus menjaganya. Tidak ada cara lain," kata Cannavaro kepada Radio Deejay.

Bolanews/Jaka Sutisna