Fatchu Rochman Malu Dibilang Mirip Phillip Lahm
"Ada bapak-bapak juga bilang, mainnya saya mirip Lahm. Tapi jauh ah, Lahm berkelas. Kalau saya pemain dari kampung," ujar Fatur.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Sepintas ada yang unik dalam komposisi empat pemain bertahan di Timnas Indonesia U-19.
Pelatih Indra Sjafri memasang Muhammad Fatchu Rochman yang lebih kuat di kaki kanan sebagai bek sayap kiri. Hasilnya moncer. Pemain yang biasa dipanggil Fatur itu mengingatkan publik kepada pergerakan pemain asal Jerman, Philipp Lahm.
Secara postur, Fatur seperti Lahm. Tidak tinggi besar, sering naik membantu serangan. Tekukan bolanya kerap membuat pemain lawan terkecoh. Sesekali, ia melepaskan tendangan ke arah gawang. Mungkin terlalu mewah dibandingkan Lahm aslinya tetapi cukup menghibur.
"Ada bapak-bapak juga bilang, mainnya saya mirip Lahm. Tapi jauh ah, Lahm berkelas. Kalau saya pemain dari kampung. Itu semua jadi menambah motivasi karena saya memang mengidolai Lahm dan bek Barcelona Jordi Alba," ujar Fatur dalam perbincangan dengan Berita Kota Super Ball.
"Tapi jangan bilang saya mirip Lahm, ya. Malu saya mas. He-he-he," tambah pemain yang bermimpi bisa membela Persebaya Surabaya 1927 suatu hari kelak.
Fatur mengaku ngefans berat melihat Lahm di Piala Dunia. Namun, ia lupa tahun berapa persisnya. Makin kepincut setelah menyaksikan Lahm bersama Bayern Muenchen. Ia berfilosofi, jika Lahm yang bertubuh kecil saja mahir mengolah bola dan kokoh membendung serangan, dirinya pasti bisa mengikuti.
"Saya suka cara bermainnya, ketenangannya. Dia kecil, bukan kidal juga seperti saya, tapi bisa pimpin teman-temannya. Dia nyaman main di kiri atau kanan. Sebelum ketemu Pak Indra, posisi asli saya stopper," tutur Fatur.
Perubahan karier Fatur terjadi usai timnya, Persekap Kota Pasuruan menang 3-2 atas Timnas U-17 pada 8 Mei 2012. Saat itu, Indra membawa tim untuk menyeleksi sekaligus blusukan mencari pemain.
Fatur dicoba di berbagai posisi hingga akhirnya fasih ditempatkan sebagai bek sayap kiri sejak timnas kalah 0-1 dari Pesiter Ternate, di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, 27 Mei tahun lalu.
"Pak Indra bilang, kalau saya main stopper dan ketemu Australia yang fisiknya tinggi-tinggi, saya mudah dilewati. Menggampangkan penyerang lawan. Jadi saya terus dicoba di kanan, kiri, sampai akhirnya tetap setelah uji coba di Ternate," kenang Fatur. (Berita Kota Super Ball/Eko Priyono)